Computer File
Peranan pemeriksaan operasional atas fungsi produksi dalam menekan tingkat kecacatan produk : studi kasus di CV. Hendrik Brothers
Di masa perdagangan bebas seperti sekarang, di mana persaingan akan scmakin ketat,
penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas dirinya. Peningkatan kualitas
bermakna luas, bisa kualitas jasa, produk, manajemen dan lain-lain. Tetapi yang akan
dibahas oleh penulis adalah mengenai peningkatan kualitas produk. Pengendalian yang baik
penting bagi perusahaan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam proses
produksi sehingga dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan
sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Adanya ketidakefisienan dan
ketidakefektifan dalam proses produksi menyebabkan terjadinya kecacatan produk yang
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan baik dari segi biaya, waktu maupun kelangsungan
hidup perusahaan di masa mendatang.
Adanya komunikasi yang baik, kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur yang
ada, pendokumentasian yang lengkap serta kejelasan wewenang dan tanggung jawab sangat
diperlukan dalam mendukung pelaksanaan proses produksi. Dengan kata lain diperlukan
suatu pengendalian internal sebagai alat review untuk menilai efisiensi dan efektivitas proses
produksi. Alat review tersebut berupa pemeriksaan operasional yang berguna sebagai kritik
yang membangun disertai dengan pemberian rekomendasi. Dalam hal ini penulis
memfokuskan pemeriksaan operasional pada proses produksi perusahaan untuk menekan
tingkat kecacatan produk.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis mengambil data dari bulan Juli sampai
Desember 2003. Data dianalisa secara kuantitatif, yaitu dengan mengukur persentase produk
cacat yang dihasilkan dari proses produksi dibandingkan dengan produk yang dihasilkan
secara keseluruhan, serta mengukur persentase kecacatan tiap tahap produksi. Data tersebut
dikumpulkan dengan melakukan penelitian lapangan, yaitu dengan melakukan observasi,
wawancara, dan studi kepustakaan. Untnk lebih mcmperjelas, hasil perhitungan dibuat dalam
bentuk tabel dan diagram.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, proses produksi perusahaan dibagi
menjadi 3 tahap, yaitu tahap rajut, lingking, dan steam. Di tahap rajut, bahan baku yang
masih berupa benang dirajut menjadi potongan - potongan kain yang dibentuk sesuai
dengan pola. Di tahap lingking, potongan - potongan kain yang telah jadi, disambungkan
sampai membentuk sebuah sweater. Di tahap steam, sweater yang sudah jadi dipanaskan
dengan uap sampai didapat ukuran yang sesuai pesanan konsumen. Jenis - jenis kecacatan
produk yang sering terjadi antara lain jahitan melenceng jalur, potongan yang tidak rapi, dan
lain - lain. Penyebab kecacatan tcrsebut secara umum dibagi lima, yaitu manusia ( 45 % ),
mesin ( 20 % ), metode ( 10 % ), bahan baku ( 15 % ) dan lingkungan ( 10 % ).Sebagian
besar faktor penyebab kecacatan tersebut merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh
perusahaan. Sehingga dari hasil penelitian rata-rata produk cacat sebesar 10,70 % dan
produk gagal sebesar 2,36 %, perusahaan seharusnya dapat menguranginya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5842 | DIG - FE | Skripsi | AKUN SUH p/04 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain