Computer File
Penggunaan metode penyusutan garis lurus dan metode penyusutan saldo menurun ganda atas aktiva tetap bukan bangunan dalam menghitung penghasilan kena pajak dan pajak penghasilan terutang perusahaan : sebuah studi di PT CG, Bandung
Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup jalannya perusahaan, maka perusahaan
minimal harus dapat memenuhi kewajiban perpajakan, antara lain membayar Pajak
Penghasilan (PPh). Perusahaan mempunyai alternatif menggunakan metode penyusutan
fiskal atas aktiva tetap bukan bangunan, yaitu dengan metode garis lurus (straight-line
method) atau metode saldo menurun ganda (double declining balance method). Metode
penyusutan fiskal tersebut akan mempengaruhi besarnya alokasi biaya penyusutan dan
Penghasilan Kena Pajak (PKP) dalam laporan laba rugi perusahaan sebagai dasar
perhitungan pajak penghasilan terutang yang harus dibayar oleh perusahaan berdasarkan
tarif pajak penghasilan yang dikenakan.
Penulis melakukan penelitian selama ± 6 bulan pada PT CG sebagai objek
penelitian, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garmen atau
pakaian jadi di Bandung. Dalam penelitian lapangan ini, penulis melakukan wawancara dan
observasi. Metode peneiitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis.
Metode penyusutan atas aktiva tetap bukan bangunan yang telah diterapkan
oleh PT CG selama ini telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan,
yaitu dengan menggunakan metode garis lurus. Berdasarkan data dari hasil penelitian dan
pembahasan tersebut, maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
TAHUN METODE GARIS METODE SALDO
2002 LURUS MENURUN GANDA SELISIH
- (Rp) (Rp) (Rp)
Biaya Penyusutan 1.813.417.702 2.494.076.654 680.658.952
Penghasilan Kena Pajak 4.348.372.439 3.667.713.487 680.658.952
Pajak Penghasilan Terutang 1.287.011.600 1.082.813.900 204.197.700
Pada tahun 2002, selisih biaya penyusutan yang dihasilkan oleh metode garis lurus lebih
kecil daripada metode saldo menurun ganda, sedangkan selisih penghasilan kena pajak dan
pajak penghasilan terutang perusahaan yang dihasilkan oleh metode garis lurus lebih besar
daripada metode saldo menurun ganda. Jadi, metode penyusutan yang dapat menghasilkan
penghematan Pajak Penghasilan (PPh) terutang PT CG tahun 2002 sebesar
Rp 204.197.700 adaiah metode saldo menurun ganda, yaitu sebagai metode penyusutan
alternatif yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Dengan asumsi, bahwa besarnya nilai
aktiva tetap bukan bangunan yang dimiliki oleh perusahaan setiap tahunnya tetap besar,
karena adanya perolehan pembelian atau penambahan aktiva tetap bukan bangunan
tersebut, serta kondisi perusahaan dalam keadaan memperoleh laba dan besarnya
penghasilan kena pajak telah mencapai tarif pajak penghasilan tertinggi (30%). Oleh karena
itu, perusahaan sebaiknya menerapkan metode saldo menurun ganda. sehingga diperoleh
penghematan pajak yang dapat digunakan untuk keperluan perusahaan yang lain atau
investasi dalam rangka pengembangan usahanya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5939 | DIG - FE | Skripsi | AKUN OKS p/04 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain