Computer File
Pelaksanaan kebijakan saluran distribusi dalam meningkatkan volume penjualan food supplement pada PT.X Skripsi
Weider adalah produk food supplement dari Amerika yang sudah sangat dikenal di
kalangan olahragawan. Di Indonesia produk ini diimpor dan didistribusikan oleh PT. X yang
baru berdiri pada tahun 1999. Volume penjualan produk Weider terus meningkat dari tahun
2000-2002 seiring dengan perkembangannya antusiasme masyarakat untuk memiliki tubuh
yang atletis. Namun tingkat pertumbuhan volume penjualan produk Weider mengalami
penurunan dari 56% pada tahun 2000-2001 menjadi 28% pada tahun 2001-2002. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya produk food supplement yang baru yang memasuki pasar
Indonesia. Padahal di satu sisi sebagai perusahaan yang baru dan terbatas dalam sumber
pendanaannya, PT. X tidak dapat melakukan promosi besar-besaran untuk meningkatkan
penjualannya sehingga saluran distribusi merupakan salah satu cara PT. X untuk
meningkatkan dan mempertahankan volume penjualannya.
Melalui penelitian ini, penulis mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut: Bagaimana saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan dalam mencapai
konsumen dan pengguna akhirnya? Bagaimana perusahaan meraih pasar government market?
Dengau kebijakan saluran distribusi yang sudah ada, apakah perusahaan dapat meningkatkan
volume penjualannya?
Setelah melakukan wawancara dan pengumpulan data langsung di PT. X, penulis
menyimpulkan bahwa PT. X menggunakan multiple channel decision dalam mendistribusikan
produknya ke konsumen akhir, yaitu zero level channel, one level channel, dan two levels
channel. PT. X menerapkan exclusive distribution pada level wholesaling dan intesive
distribution pada level retailing. Kondisi perusahaan saat ini berada pada tingkat yang baik, di
mana dapat dikatakan terjadi peningkatan penjualan yang cukup tinggi setiap tahunnya.
Penurunan pertumbuhan volume penjualan pada wilayah Jawa Barat dan Bali akibat adanya
vertical conflict. Keputusan perusahaan dalam menerapkan exclusive distribution pada
wholesaling dengan memilih pusat kebugaran sebagai exlcusive dealer merupakan tindakan
yang kurang tepat berdasarkan pertimbangan pasar dan produk. Perusahaan menghadapi
kendala dalam usahanya to maintain and expand the market, yaitu karena perusahaan lebih
menekankan pada pelaksanaan push strategy.
Untuk meningkatkan volume penjualannya, maka penulis menyarankan PT. X agar
menambah channel retail seperti gerai-gerai kesehatan di pusat-pusat pembelanjaan, segera
menyelesaikan konflik yang terjadi antara pihak dealer dan perusahaan untuk mencegah
penurunan penjualan yang lebih besar, menerapkan kebijakan selective distribution pada
tingkat wholesaling atau memperbanyak exclusive distributor pada wilayah lain dan lebih
meningkatkan jumlah channel retail. Untuk dapat mengembangkan pasar, perusahaan juga
perlu untuk menerapkan kebijakan pull strategy. Kebijakan pull strategy diharapkan dapat
menarik perantara yang barn sehingga pendistribusian produk perusahaan makin luas.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp12355 | DIG - FISIP | Skripsi | NIAG.ORG SUW p/04 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain