Computer File
Analisis model antrian dalam rangka menentukan jumlah teller yang optimal pada PT.Bank Lippo Cabang Merdeka di Bandung
PT. Bank Lippo merupakan salah satu dari bank swasta terdepan di
Indonesia. Selama dekade dari tahun 1989 sampai dengan tahun 1999, bank ini
berhasil memperbesar jaringannya dari 30 cabang menjadi 356 cabang yang tersebar
di 120 kota dan 20 propinsi di Indonesia, asetnya dari 344-bilyun rupiah menjadi
14,4 trilyun rupiah, dan nasabahnya dari 577 ribu menjadi lebih dari 2,l juta
nasabah. Bank ini secara serius menerapkan perubahan dalam setiap tingkat
organisasi.
Sebagai salah satu cabang dari bank yang terus berkembang ini, PT. Bank
Lippo Cabang Merdeka harus terus mengutamakan pelayanan kepada para
nasabahnya. Bertambahnya jumlah nasabah tanpa diikuti dengan pertambahan
kapasitas pelayanan menyebabkan masalah antrian menjadi masalah yang senantiasa
harus mendapatkan perhatian dari pihak manajemen.
Apabila jumlah teller terlalu sedikit dari jumlah nasabah yang datang, maka
nasabah akan merasa tidak puas karena hams melalui antrian yang terlalu panjang.
Sebaliknya apabila jumlah teller terlalu berlebih, maka pihak bank yang akan
dirugikan. Oleh karena itu penulis mengambil topik analisis model antrian dalam
rangka menentukan jumlah teller yang optimal.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kedatangan dan
waktu pelayanan selama 20 hari pengamatan, mulai tanggal 1 Februari 2001 sampai
dengan 28 Februari 2001. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi
kasus, dan jenis penelitian deskriptif analitis. Formulasi matematis digunakan untuk
menghitung kinerja dari sistem antrian. Informasi kinerja sistem antrian ini
selanjutnya digunakan untuk pengambilan keputusan model antrian yang paling
cocok dan jumlah teller yang paling optimal.
Pengukuran kinerja sistem antrian (M/M/4) (FCFS/-/-), (M/M/l)
(FCFS/-/-) dan (M/M/2) (FCFS/-/-) menunjukkan bahwa model antrian (M/M/4)
(FCFS/-/-) yaitu model di mana dari satu antrian menuju empat teller yang tersedia
merupakan model yang memberikan waktu tunggu nasabah paling kecil. Selain itu
penggunan model tingkat aspirasi (aspirisation level model) untuk membandingkan
model antrian (M/M/3) (FCFS/-/-), (M/M/4) (FCFS/-/-) dan (M/M/5) (FCFS/-/-)
menunjukkan bahwa jumlah teller yang optimal adalah 4 orang.
Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa model antrian dan jumlah
teller yang saat ini diterapkan di PT. Bank Lippo Cabang Merdeka sudah tepat,
perbaikan dapat dilakukan dengan menambahkan seorang teller pada hari Senin. Di
mana jumlah nasabah relatif lcbih besar dibanding hari-hari lainnya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp12368 | DIG - FISIP | Skripsi | NIAG.BIY PEB a/01 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain