Computer File
ANALISIS STRATEGI KORPORASI PT ASTRA INTERNATIONAL, Tbk
Dunia usaha yang semakin ketat memerlukan perhatian yang lebih serius
dari pihak-pihak yang terkait didalamnya. Terutama dengan adanya globalisasi
yang ditandai penerapan AFTA (Asean Free Trade Area) pada tahun 2003 ini.
Salah satu perusahaan yang harus bersiap-siap dengan peluang dan ancaman akan
pemberlakuan AFTA adalah PT Astra International. Dengan prestasi dan nama
baik yang sudah tidak dapat diragukan lagi, PT Astra International merupakan
perusahaan dengan manajemen dan Good Corporate Governance terbaik di
negeri ini. Namun hal ini tidak boleh menjadikan perusahaan ini lengah terhadap
perubahan-perubahan di masa depan dan bermunculannya pesaing-pesaing baru,
baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
Penelitian yang dilakukan menuju pada kesimpulan bahwa PT Astra
International, Tbk melakukan strategi diversifikasi konglomerasi. Unit bisnis
perusahaan ini adalah pada sektor otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertanian
dan teknologi informasi. Berdasarkan analisa GE-McKinsey Matrix Unit-unit
bisnis ini berada pada situasi selective growth pada unit bisnis alat berat, pertanian
dan teknologi informasi dan invest pada unit bisnis otomotif dan jasa keuangan.
Sedangkan analisis strategic fit test menunjukkan adanya sinergi antara divisi
otomotif dan jasa keuangan, otomotif dan alat berat.
Kondisi ekonomi yang cukup baik di tahun 2002 berdampak positif bagi
pendapatan perusahaan. Tercatat kenaikan penghasilan bersih sebesar Rp. 30,7
triliun tersebut berasal dari kenaikan dari sector sepeda motor, jasa keuangan dan
agribisnis Laba bersih perusahaan mencapai Rp 3,6 triliun pada tahun 2002, yaitu
meningkat 331% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 845
milyar.
PT Astra International harus menitikberatkan perhatiannya pada divisi bisnis yang
memiliki nilai tambah, seperti memiliki kontribusi pendapatan yang tinggi,
memiliki sinergi dengan divisi unit lainnya, atau memiliki potensi cerah dimasa
datang
PT Astra International, Tbk harus melakukan pengurangan hutangnya yang
sangat besar. Sehingga resiko akan inflasi dapat diperkecil dan kinerja laporan
keuangan perusahaan semakin baik. Pengurangan hutang dapat dilakukan dengan
menjual salah satu anak perusahaan, mengeluarkan right issue atau melakukan
pembelian kembali atas obligasi (buy back)
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp12600 | DIG - FISIP | Skripsi | NIAG.ORG CLE a/03 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain