Computer File
Analisa pengaruh perubahan di Eropa Timur bagi usaha reunifikasi Korea pada pemerintah republik keenam Korea Selatan dibawah Roh Tae Woo
Dekade 1990an diawali dengan perubahan dunia yang dramatis. Disintegrasi Uni-Soviet diikuti runtuhnya komunisme di hampir seluruh negara Eropa Timur, reunifikasi Jerman, dan bubarnya pakta pertahanan negara-negara blok-komunis, Pakta Warsawa, menandai babak baru hubungan antar negara di dunia. Perubahan yang terjadi di Eropa Timur tersebut merupakan pemicu perubahan dalam skala global. Tiang utama perubahan global terjadi ketika induk blok negara komunis,yakni Uni-Soviet, terdisintegrasi. Hasilnya, ancaman ideologi yang selama ini menghantui blok negara demokrasi-liberal selama era Perang Dingin, tidak lagi eksis. Semenanjung Korea yang masih harus merasakan warisan Perang Dingin sangat berharap perubahan tersebut menyentuh wilayah mereka, dimana selama hampir lima dekade bangsa Korea dipisahkan, sebagai hasil dari permainan kekuatan setelah Perang Dunia II. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh perubahan situasi internasional bagi usaha Reunifikasi Korea pada periode pemerintahan Presiden Roh Tae Woo (1987-1992). Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitis, yang dimaksudkan untuk membuat gambaran mengenai suatu kejadian, serta meneliti kelompok manusia, suatu objek, kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada suatu masa.
Republik Keenam Korea Selatan dibawah pemerintahan Presiden Roh Tae Woo harus mengalami perubahan situasi internasional. Oleh karena itu pemerintahannya dipaksa untuk melakukan serangkaian tindakan penyesuaian terhadap dampak perubahan eksternal, khususnya dalam kebijakan reunifikasi Korea. Beberapa peristiwa yang mendukung terbukanya peluang bagi usaha reunifikasi pasca perubahan situasi internasional tersebut adalah : kesuksesan Nordpolitik yang dicanangkan oleh pemerintah Republik Korea, refleksi reunifikasi Jeman, kontribusi pemikiran Gorbachev yang mempengaruhi formulasi reunifikasi Korea pasca Perang Dingin, serta perjanjian inter-Korea, yaitu penandatangan Basic Agreement yang merupakan dokumen kenegaraan pertama antara kedua negara Korea.
Perkembangan yang terjadi di Eropa Timur bagaimanapun telah memberikan peluang emas bagi perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea. Dialog reunifikasi yang diadakan pada periode ini dapat dikatakan telah mencapai kemajuan dibanding periode sebelumnya. Walaupun reunifikasi belum dapat terealisasikan, namun perkembangan hubungan barat-timur yang kini lebih ditekankan pada rekonsiliasi dan kerjasama, juga telah meningkatkan hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara, yang pada saatnya nanti akan menjadi fondasi bagi terwujudnya reunifikasi nasional Korea.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14231 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.ORG HER a/98 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain