Computer File
Penolakan gerakan separatis Tamil Eelam terhadap bantuan yang diberikan oleh Indian Peace Keeping Force untuk mendamaikan konflik etnis Tamil-Sinhalese di Srilanka tahun 1986-1990
Dalam dua dekade, Srilanka mengalami kekejaman politik dan pemberontakan
etnis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Walaupun munculnya kekerasan terjadi
sebelum akhir 1970-an dalam bentuk kerusuhan etnis pada 1958 dan 1971.
Pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan Tamil, tidak memiliki intensitas yang
sama dengan yang terjadi beberapa tahun lalu. Banyak partai menggunakan
kekerasan dalam mencoba mencapai tujuan politik. Hal ini mengarah pada
penambahan jumlah penduduk besar-besaran, perpindahan penduduk, pelanggaran
hak asasi manusia, kerugian materi dan nyawa. Seluruh komunitas etnis mayoritas,
Sinhalese, Tamil Srilanka, Tamil India, Muslim dan Kristen- telah dirusak oleh
kekerasan dimana penduduk wanita dan anak-anak paling menderita. Skripsi ini
menganalisis pemberontakan penarikan diri orang Tamil, intervensi India, bantuan
militer Indian Peace Keeping Force ke Srilanka, Northern dan Eastern Province dan
penggunaan kekuasaan pemerintah terhadap sekian banyak partai politik dan para
pemilihnya untuk tujuan-tujuan politik dari 1986-1990.
Pada tahun-tahun terjadinya perang sipil dan implementasi proyek pembangunan
besar-besaran telah memberi sumbangan pada meningkatnya perpindahan penduduk
di Srilanka. Penampungan orang-orang ini mengakibatkan keanggotaan komunitas
penduduk baru, sebagaimana penduduk dari desa-desa di sekitarnya yang telah lama
ada di wilayah Srilanka mempunyai strategi bahwa mereka dipekerjakan oleh
kelompok dan individu yang berbeda untuk menetapkan atau mempertahankan
identitas mereka dan untuk menyokong atau menahan komunitas setempat. Hal ini
muncul tidak hanya sebagai suatu pengalaman fisik tetapi juga sebagai suatu proses
ketidaksesuaian dari perubahan budaya yang cepat yang akan mengganggu komunitas
yang paling lama ada sekalipun, bilamana inisiatif pemerintah yang baru dijatuhkan.
Kenyataannya dengan bermacam-macam sarnaran, elit Sinhala menolak untuk
membagi kekuatan pelaku utama etnis minoritas, Tamil. Keadaan ini mengarah pada
bangkitnya nasionalisme Tamil dengan tuntutan akan tanah air Tamil yang terpisah
atau Tamil Eelam. Gerakan separatis Tamil Eelam ini mengarah pada pembentukan
organisasi militan Tamil dan yang terkuat dari mereka adalah LTTE (Liberation
Tigers of Tamil Eelam) dan TULF (Tamil United Liberation Front).
Skripsi ini menekankan kejadian di Srilanka yang mengarah pada
penandatanganan Rajiv-Jayawardene Peace Accord pada July 1987 dan pengiriman
pasukan Indian Peace Kreeping Force sebagai bantuan untuk menyelesaikan masalah
etnis antara Pemerintah Sinhala dan Militan Tamil. Kepedulian India di Srilanka
dan peranannya sebagai mediator dan penjamin integritas dan keamanan Srilanka
dikarenakan kepeduliannya akan keamanannya sendiri. Penarikan Indian Peace
Keeping Force mengarah pada pembunuhan brutal Perdana Menteri India, Rajiv
Gandhi, penundaan konferensi SAARC (South Asian Association for regional
Cooperation) di Srilanka dan juga pembunuhan Jayawardene oleh pendeta Budha
Sinhala, yang tidak menyetujui keterlibatan India di Srilanka.
Sebaliknya Indian Peace Keeping Force tidak membawa damai tetapi perang
dengan militan Tamil khususnya LTTE, yang dilihat Indian Peace Keeping Force
sebagai musuhnya daripada saudara dan merasa dikhianati. Karena itu Indian Peace
Keeping Force gagal membawa perdamaian di sana. Indian Peace Keeping Force
yang tadinya dilihat sebagai dewa penyelamat kehidupan orang-orang Tamil di Sri
Lanka justru berbalik membunuh, menyiksa, menganiaya anak-anak kecil dan
memperkosa wanita-wanita Tamil. Indian Peace Keeping Force juga merampok dan
merampas harta-harta kekayaan masyarakat Tamil sehingga masyarakat Tamil
merasa ketakutan dan merasa tidak aman walaupun mereka berada dalam lingkungan
mereka sendiri. Indian Peace Keeping Force mengadakan perang dalam skala besar
terhadap militan Tamil yang mengakibatkan ketegangan di seluruh Sri Lanka.
Masyarakat Tamil berharap Indian Peace Keeping Force datang untuk membatu
mereka mencapai tujuan mendirikan negara Separatis Tamil, tetapi tindakan Indiwn
Peace Keeping Force justru merugikan masyarakat Tamil dan mereka menjadi
kehilangan segala yang telah mereka impikan. Militan Tamil juga menyadari akan
kepentingan India di Sri Lanka untuk melindungi kesatuan kepulauan dikarenakan
kepeduliannya akan keamanannya sendiri. India menentang berdirinya gerakan
separatis yang akan mengacaukan keadaan suatu negara dan ingin mengontrol politik
Tamil serta merubah politik luar negi Sri Lanka secara keseluruhan. Perkiraan
Indian Peace Keeping Force sebagai saudara yang tak terpisahkan untuk masyarakat
Tamil telah hilang sebab tujuan utama Indian Peace Keeping Force adalah melucuti
senjata para militan Tamil dan memaksa mereka keluar dari persembunyian. Militan
Tamil melihat Indian Peace Keeping Force sebagai Innocent People Killing Force dan
mencap mereka egois, kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya karena sering
mabuk-mabukan. Terjadi pergeseran kepercayaan dan persahabatan dari masyarakat
Tamil terhadap Indian Peace Keeping Force karena merasa direndahkan, dikhianati,
tidak pernah dihargai, sering dipermalukan dan diasingkan ,dari lingkungan
masyarakatnya sendiri. Menurut Militan Tamil bantuan tidak pernah datang pada saat
bantuan itu benar-benar dibutuhkan. Keberadaan Indian Peace Keeping Force tidak
dapat memecahkan masalah perdamaian di Sri Lanka, karena itu jasa mereka sudah
tidak diperlukan lagi di Sri Lanka. Maka dari itu Tamil dan Sinhalese untuk pertama
kali bergabung menyetujui perjanjian deinduksi Indian Peace Keeping Force dari Sri
Lanka pada tahun 1990. Inilah alasan Penolakan gerakan Separatis Tamil Eelam
terhadap bantuan yang diberikan oleh Indian Peace Keeping Force untuk
mendamaikan konflik etnis Tamil-Sinhalese di Sri Lanka tahun 1986 - 1990.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14240 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.ORG GIN p/98 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain