Computer File
Faktor-faktor eksternal yang menjadi pertimbangan Amerika Serikat untuk mempengaruhi Korea Utara agar menutup proyek nuklirnya (1994-1997)
Setelah berakhirnya Perang Dingin, pada tahun 1993, terjadi gerak pendekatan antara Amerika Serikat dan Korea Utara untuk menormalisasi hubungan diplomatik. Namun sengketa atas isu nuklir Korea Utara menyebabkan perundingan antara kedua negara terhenti selama satu tahun. Pada tanggal 17 Oktober 1994, AS dan Korea Utara berhasil mencapai kata sepakat mengenai kerangka dokumen bagi perjanjian nuklir yang kemudian ditandatangani pada tanggal 21 Oktober 1994. Sejak saat itu, kedua negara seringkali mengadakan perundingan dalam rangka mencapai kesepakatan mengenai krisis nuklir Korea Utara dan menormalisasi hubungan kedua negara. Walaupun Korea Utara seringkali melanggar kesepakatan yang telah dicapai. AS cenderung bersikeras agar Korea Utara menutup proyek nuklirnya dan bahkan menawarkan bantuan luar negeri dan normalisasi hubungan sebagai gantinya. Dalam ha1 ini peneliti ingin mengetahui faktor-faktor eksternal apa saja yang menjadi pertimbangan AS untuk mempengaruhi Korea Utara agar menutup proyek nuklirnya.
Peneliti menggunakan konsep input dari Rosenau untuk menjelaskan faktor-faktor eksternal yang menjadi pertimbangan AS untuk mempengaruhi Korea Utara agar menutup proyek nuklirnya. Penekanan pada faktor-faktor eksternal adalah upaya peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap objek penelitian.
Konsep Sistem Internasional dan Situasi digunakan peneliti untuk menggambarkan faktor-faktor eksternal secara lebih spesifik. Berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya Uni Soviet telah memaksa AS untuk mengubah agenda politik luar negerinya sehingga AS perlu mengubah perannya dari hegemon menjadi balancer. Kawasan Asia Timur merupakan salah satu wilayah yang telah menjadi perhatian utama AS karena AS memiliki kepentingan yang sangat besar di kawasan ini, baik secara ekonomi, politik, maupun keamanan.
Bantuan luar negeri dan janji normalisasi yang diberikan AS kepada Korea Utara adalah agar Korea Utara mau menghentikan proyek nuklirnya. Peningkatan kekuatan militer dan pengembangan senjata nuklir Korea Utara tidak hanya mengancam stabilitas keamanan Asia Timur, tapi juga sekaligus merongrong peran politik dan militer hegemonik AS. Bagi AS, peran hegemoniknya sangat krusial untuk menjaga stabilitas keamanan di Asia Timur dan sekaligus melindungi sekutunya -- Jepang dan Korea Selatan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14338 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.ORG NOV f/99 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain