Computer File
Hambatan-hambatan politis Komite Internasional Palang Merah dalam rehabilitasi korban ranjau darat di Afganistan
Penduduk sipil yang terjebak dalam konflik bersenjata, seringkali menjadi
target mudah dari jutaan ranjau darat yang diam di dalam tanah, menyebarkan
teror dan ketakutan bertahun-tahun bahkan setelah peperangan berakhir.
Setiap tahun di negara-negara yang terlibat perang, ribuan orang baik laki-laki,
perempuan, dan anak-anak menjadi korban ranjau darat. Beberapa
diantaranya meninggal dan yang lainnya mengalami kecacatan. Metode
peperangan semacam ini sangat tidak dapat ditoleransi. Dampak jangka
panjangnya menyebabkan ancaman terhadap hilangnya kelangsungan hidup
populasi dibeberapa bagian bumi.
Sejak tahun 1994 ICRC te1ah menyerukan pelarangan total penggunaan
ranjau darat. Upaya-upaya ini telah dilakukan sejak lama, protokol IT konvensi
CCW 1980 hingga Ottawa treaty 1997 yang mengatur pelarangan global
penggunaan, penyimpanan, produksi, dan transfer ranjau darat.
Salah satu peran utama ICRC adalah mempromosikan penghormatan bagi
Hukum Humanitarian Internasional, yang melarang penggunaan alat dan metode
peperangan yang tidak diskriminatif, mengancam populasi penduduk sipil, dan
kerusakan serius pada lingkungan hidup. ICRC juga berperan dalam membantu
para korban ranjau dengan membangun pusat-pusat medis dan rehabilitasi serta
melaksanakan program pembersihan ranjau dan kewaspadaan bahaya ranjau.
Afghanistan adalah negara yang paling terkontaminasi ranjau darat.
Ranjau darat digunakan sejak invasi pasukan soviet tahun 1979 hingga perang
sipil antara gerakan Taliban dan kelompok Aliansi Utara, Hal tersebut menarik
perhatian penulis untuk mencari hambatan politis dalam rehabilitasi korban ranjau
darat di Afghanistan yang dilakukan oleh ICRC tahun 1996-2001 ketika gerakan
Taliban menguasai Kabul dan sebagian besar wilayah Afghanistan.
Penelitian ini dipengaruhi pemikiran-pemikiran tentang globalisme. The
system of international humanitarian relief digunakan sebagai pendekatan
transnasional bagi berlangsungnya aksi kemanusiaan internasional. Organisasi
kemanusiaan seperti ICRC diakui eksistensinya dalam upaya-upaya pengaturan
global. Dengan menggunakan metode penelitian eksplorasi, analisa menunjukan
bahwa hambatan politis yang dihadapi ICRC dalam misinya di Afghanistan
adalah: pertimbangan keamanan dalam kebutuhan untuk melindungi daerah
perbatasan yang panjang, pelarangan-pelarangan politik atau administratif, karena
pertimbangan keamanan pihak otoritas yang berkuasa menolak akses bagi ICRC
untuk masuk area garis depan.
Hambatan-hambatan politis tersebut menunjukan ancaman terhadap
keberhasilan upaya-upaya aktifitas kemanusiaan untuk menjadi penyeimbang
aktifitas militer.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14499 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.ORG WAR h/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain