Computer File
Hambatan dan peluang perkembangan ekspor non migas Indonesia ke Cina sejak 1997
Hubungan antara Indonesia dan Cina telah terjalin sejak lama. Walaupun
hubungan kedua negara tersebut mengalami pasang surut, namun hubungan
ekonomi khususnya perdagangan antara kedua negara tidak pernah terputuskan.
Putusnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Cina pada tahun 1967 juga
tidak mempengaruhi hubungan perdagangan kedua negara menjadi terhenti, justru
adanya hubungan perdagangan yang kuat di antara kedua negara menjadi salah
satu sebab mengapa hubungan diplomatik antar kedua negara dipulihkan kembali
pada tahun 1990. Sejak dibukanya kembali hubungan diplomatik Indonesia
dengan Cina, nilai perdagangan dari kedua negara semakin menunjukkan
kemajuan yang sangat pesat, dimana pada tahun 1990 volume perdagangan kedua
negara ada1ah US$ 1,8 milyar menjadi US$ 3,49 milyar pada tahun 1995,
sedangkan pada tahun 2000 volume perdagangan telah mencapai US$ 4,79
milyar.
Komitmen teori liberalisme tentang perdagangan adalah lebih menekankan pada
pasar bebas yang saling menguntungkan, adanya spesialisasi yang didasarkan
pada keunggulan komparatif serta berusaha untuk menghilangkan hambatan-hambatan
yang dapat merugikan bagi perdagangan. Sesuai dengan teori
liberalisme tersebut maka Indonesia dan Cina dalam menjalin hubungan
perdagangan khususnya di sektor non migas berupaya untuk menghilangkan
faktor-faktor penghambat tersebut seperti : adanya tingkat tarif yang masih tinggi
di Cina, kurang transparansinya pihak bea cukai Cina dalam penerapan tingkat
bea masuk barang, adanya pembatasan impor, pajak impor yang cukup tinggi di
Cina, harga produk Indonesia yang kurang dapat bersaing dengan produk lokal
Cina, serta belum adanya perwakilan bank masing-masing negara yang dapat
membantu kelancaran aktivitas perdagangan kedua negara.
Walaupun masih terdapat banyak hambatan-hambatan dalam hubungan
perdagangan Indonesia-Cina khususnya ekspor non migas, namun masih terdapat
peluang bagi produk-produk Indonesia untuk memasuki pasar Cina seperti
misalnya kayu lapis, kertas, minyak nabati dan hewani, karet alam, pupuk, benang
dan kain, besi dan baja serta hasil perikanan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14571 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.ORG MON h/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain