Computer File
Pengaruh nilai modernisasi terhadap peran perempuan dalam bidang politik di Republik Rakyat Cina (1992-1996)
Pembangunan RRC pada masa Mao Zedong senantiasa diarahkan pada nilai-nilai sosialisme. Pada
awal pembentukan RRC, Mao Zedong berusaha menjadikan RRC sebagai sebuah negara industri yang
kuat dan diperhitungkan dalam tatanan internasional. Perkembangan dan pertumbuhan industri berat merupakan
orientasi pemerintah RRC pada masa itu. Kebijakan RRC untuk mengambil model pembangunan
negara lain hanya diterapkan pada Pembangunan Lima Tahun pertama. Setelah itu, Mao Zedong mengarahkan pembangunan RRC untuk berorientasi kepada diri sendiri. Revolusi Kebudayaan merupakan
kebijakan yang diambil Mao Zedong sebagai upaya menumbuhkan semangat di kalangan masyarakat
RRC, terutama generasi muda, untuk membangun kembali negara dengan kekuatannya sendiri dari
keterpurukan kebijakan The Great Leap Forward. Kebijakan revolusi yang diterapkan ternyata semakin
membawa RRC ke dalam keterpurukan, terutama keterpurukan ekonomi. Revolusi Kebudayaan merupakan
lembaran hitam perkembangan dan pembangunan RRC.
Deng Xiaoping ketika menduduki jabatan yang berpengaruh dalam pemerintaban RRC, setelah
kematian Mao Zedong, berusaha membawa RRC untuk keluar dari keterpurukannya. Pemikiran Dong
Xiaoping yang liberal mendorongnya menerapkan Modernisasi sebagai langkah pemuliban kehidupan
RRC. Modernisasi yang diterapkan oleh pemerintah RRC meliputi bidang pertanian, perindustrian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta militer. Deng Xiaoping berusaha untuk menyesuaikan pembangunan
RRC dengan karakteristik RRC. Interaksi dengan dunia luar - terutama dengan dunia kapitalis - yang
pada masa Mao Zedong tidak mungkin terjadi, mulai terbuka ketika Modernisasi diterapkan. Kapitalisme
tidak lagi dipandang sebagai musuh negara. Deng Xiaoping menegaskan babwa membangun sosialisme
di atas kapitalisme bukan suatu hal yang tabu.
Masyarakat RRC dihadapkan dengan pergeseran nilai dalam kehidupannya, ketika Modernisasi
berlangsung. Negara mulai mengakui adanya kepemilikan atas individu dalam semua bidang, tidak lagi
dimonopoli kepemilikan kolektif. Berjalan dengan kaki sendiri tidak lagi menjadi suatu kesalahan dan
dosa terhadap negara. Kebijakan Pintu Terbuka yang diterapkan pemerintab RRC dari awal Modernisasi
membuka kesempatan kepada masyarakat untuk berinteraksi dengan dunia luar. Kesempatan tersebut
semakin membuka pandangan masyarakat, sehingga kualitas masyarakat juga meningkat. Kebijakan
Pintu Terbuka dimaksudkan pemerintah RRC untuk menarik dunia luar, baik modal maupun teknologi,
memasuki RRC. Deng Xiaoping berusaha untuk menciptakan gambaran baru RRC kepada dunia
internasional, sebuah negara yang tidak kaku dan tidak penuh indoktrinasi.
Perempuan merupakan bagian dari masyarakat yang tidak bisa dilepaskan dari pergeseran nilai
karena Modernisasi. Modernisasi memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berkembang dan
meningkatkan kemampuan serta keterampilannya. Dunia yang sebelumnya jauh dan tidak tersentuh oleh
perempuan mulai dapat digapai. Rendahnya kedudukan perempuan dalam nilai tradisional mulai diperbaiki
seiring dengan Modernisasi. Modernisasi memberikan kesempatan kepada perempuan RRC untuk
memasuki dunia pendidikan yang akan meningkatkan kualitas hidupnya. Kedudukan seseorang dalam
Modernisasi ditentukan oleh kualitas yang dimilikinya, tidak lagi status atau keberadaan dalam partai
komunis. Persaingan yang mulai tumbuh sejak Modernisasi diterapkan semakin mendorong masyarakat
untuk mengembangkan kualitas kehidupannya, karena pemenang dalam persaingan akan ditentukan oleh
kualitas. Tuntutan akan pentingnya kualitas disadari oleh perempuan. Perempuan mulai menilai bahwa
keikutsertaan dalam kegiatan modernisasi harus diimbangi oleh kualitas, Partisipasi perempuan dalam
dunia pendidikan meningkat seiring gerak modernisasi. Kualitas yang meningkat membawa perempuan
RRC ke dalam persaingan dan persaingan yang ada meletakkan perempuan sejajar dengan laki-laki.
Persaingan terjadi dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan politik. Dunia politik yang pada masa tradisional
tidak mungkin tersentuh oleh perempuan dan sedikit tersentuh ketika Mao Zedong berkuasa mulai
terbuka lebar ketika Modernisasi berlangsung. Perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dengan laki-laki dalam bidang politik. Modernisasi memberikan kesempatan kepada perempuan untuk
maju bersama dan berdampingan dengan laki-laki.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14613 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.ORG URS p/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain