Computer File
POLITIK KEKERASAN DAN KEBANGKITAN ASPIRASI KEMERDEKAAN DI TIMOR TIMUR PADA MASA PEMERINTAHAN SOEHARTO (1991-1998)
Terjadinya perubahan situasi global pasca Perang Dingin telah menjadikan
isu HAM sebagai komoditas kampanye politik internasional yang terpenting.
Momentum inilah yang dipergunakan oleh kelompok pro kemerdekaan Timor
Timur, dengan mengubah strategi kampanye mereka yang tidak lagi
menitikberatkan pada masalah-masalah politik.
Masalah utama kegagalan Indonesia dalam bidang Hak Asasi Manusia
adalah banyaknya pelanggaran HAM di Indonesia. Pelangaran-pelanggaran
tersebut terkait dengan sistem politik dan ekonomi yang tersentralisasi dan
menyebabkan peran pemerintah pusat yang kuat. Penerapan dwifungsi ABRI
menyebabkan besarnya peran militer yang meliputi hampir semua bidang
kehidupan.
Isu pelanggaran HAM di Timor Timur mendapat perhatian dan publikasi
di hampir semua negara di dunia. Faktor penyebab internasionalisasi isu Timor
Timur sebagai pelanggaran HAM yang paling disorot adalah status politik Timor
Timur yang belum jelas di mata internasional. Selain itu, masyarakat Timor Timur
sudah sejak lama menjadi objek diskriminasi oleh pemerintah Indonesia. Mereka
tidak mendapat otoritas dirinya sebagai individu yang bebas dan mempunyai hak
yang sama dengan warga negara lain. Bangkitnya pergerakan pro kemerdekaan
yang berusaha mendapatkan hak mereka untuk merdeka mendapatkan respon
yang represif dari pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia berusaha
mempertahankan kekuasaannya menggunakan tindakan kekerasan. Dan alat yang
digunakan pemerintah untuk melakukan penekanan tersebut adalah melalui politik
kekerasan yang berhasil menekan perkembangan dinamika pergerakan. Namun,
sebaliknya, kekerasan tersebut tidak dapat berlangsung lama karena semangat
untuk menjadi bangsa yang merdeka lebih kuat seiring perkembangan politik
dunia.
Dengan terjadinya Insiden Santa Cruz, pergerakan pro kemerdekaan
mendapatkan kesempatannya untuk memperjuangkan aspirasi kemerdekaan
Timor Timur. Dengan dukungan dari masyarakat internasional, mereka terus
menyuarakan kemerdekaan, yang bukan merupakan hal yang tabu lagi di
kalangan masyarakat Timor Timur. Dengan menggunakan isu HAM, para
pendukung kemerdekaan menekan pemerintah Indonesia agar mengembalikan
hak penentuan nasib sendiri dan segera memperoleh kemerdekaan yang
sesungguhnya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14932 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.EKO SET p/03 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain