Computer File
Kebijakan luar negeri Pemerintah Filipina terhadap gerakan terorisme Abu Syayaf di Filipina Selatan pasca tragedi aksi terorisme WTC 11 September 2001
Pada bulan Agustus 2002, setelah terjadi perang di Afghanistan, Filipina
menjadi medan perang kedua Amerika dalam membasmi terorisme. Dalam
konteks 'perang terhadap terorisme', Filipina memiliki peranan penting karena separatis Islam Abu Syayaf berada di Filipina, kelompok militan yang
menggunakan taktik gerilya di Filipina Selatan. Amerika Serikat menduga
adanya keterkaitan antara Abu Syayaf dengan Al-Qaeda yang dapat
mengancam keamanan Amerika Serikat, walaupun sampai kini pemerintahan
Bush belum memiliki bukti kuat yang dapat mendukung dugaan tersebut.
Dukungan Filipina terhadap kampanye anti-terorisme global yang
dipimpin oleh Amerika Serikat telah membangkitkan kembali hubungan
Filipina-AS. Kedua negara tersebut kini bergabung dalam membasmi terorisme
di Filipina Selatan melalui sebuah latihan militer gabungan yang disebut dengan
Balikatan 2002-1. Pemerintah Filipina menggunakan kebijakan militer dalam
menghadapi Abu Syayaf. Keterlibatan Amerika Serikat dipengaruhi oleh
dukungan kuat Presiden Filipina Arroyo terhadap Amerika Serikat setelah
serangan 11 September 2001.
Secara spesifik, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana
kebijakan pemerintah Filipina dalam menghadapi kelompok Abu Syayaf. Dalam
penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan deskripsi analitis yang data-data
dan dokumennya berasal dari sumber pertama,
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14958 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.ORG RAC k/03 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain