Computer File
Analisis jumlah gerbong dan BCR pada rangkaian K.A. Parahyangan
Salah satu upaya untuk mengatasi kebutuhan angkutan kereta api adalah
dengan menyediakan jumlah gerbong yang memadai. Dari segi teknis dan biaya,
jumlah gerbong tidak dapat disediakan sebanding dengan kebutuhan penumpang.
Oleh karena itu diperlukan analisis kebutuhan jumlah gerbong pada rangkaian
kereta.
Perhitungan jumlah gerbong mempertimbangkan faktor muat maksimum
dan besarnya BCR yang diterima. Jumlah gerbong yang diperoleh dari faktor
muat maksimum lalu dianalisis agar diperoleh jumlah gerbong yang sesuai
dengan biaya operasinya.
Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa secara teknis
kemampuan maksimum lokomotif CC 203 dalam menarik gerbong adalah 12
gerbong yang terdiri dari 10 gerbong penumpang, 1 gerbong makan, 1 gerbong
pembangkit. Sedangkan lokomotif CC 201 adalah 11 gerbong yang terdiri dari 9
gerbong penumpang, 1 gerbong makan, 1 gerbong pembangkit. Jumlah gerbong
tersebut merupakan batas kemampuan teknis yang tidak boleh dilampaui dalam
pengoperasian rangkaian K.A. Parahyangan. Penentuan jumlah gerbong kelas
eksekutif dan bisnis pada gerbong penumpang ditentukan oleh faktor muat
maksimum dan besarnya BCR.
Berdasarkan pengelompokan jam pemberangkatan dan biaya operasinya,
dapat disimpulkan bahwa kebutuhan jumlah gerbong ditahun mendatang untuk
semua kelompok adalah sama banyaknya, walaupun nilai BCR nya berbeda untuk
setiap kelompok tersebut. Kebutuhan jumlah gerbong akan terus meningkat
sampai batas kemampuan teknisnya terlampaui. Batas kemampuan teknis akan
terlampaui oleh seluruh kelompok pada tahun 2008.
Sebelum batas kemampuan teknis tersebut terlampaui, perlu dilakukan
usaha perbaikan sarana dan prasarana agar kebutuhan jumlah gerbong dimasa
depan dapat terpenuhi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp16953 | DIG - FTS | Skripsi | TRANS HID a/03 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain