Computer File
Evaluasi hasil pengendalian mutu bahan urugan bendungan dengan studi kasus di Bendungan Batutegi
Suatu proyek pada khususnya bendungan mempunyai tiga aspek penting yaitu perancangan (desain), pelaksanaan, dan pengendalian mutu pada saat konstruksi. Ketiga hal ini sangat berpengaruh bagi keberhasilan pembangunan bendungan. Suatu desain yang memuat parameter-parameter desain seperti kepadatan kering (ã d), permeabilitas (K), sudut geser dalam (ö ), kohesi (c), kadar air, dituangkan kedalam spesifikasi dan juga berisi kriteria pemadatan seperti jenis alat berat yang dipakai, batas kadar air, derajat pemadatan, jumlah gilasan, frekuensi uji yang dilakukan merupakan pedoman pelaksanaan dan juga uji mutu yang dilakukan pada studi ini akan dibahas mengenai uji mutu yang mengambil tempat di Bendungan Batu Tegi, Lampung.
Pada tahap uji mutu, harus mengacu pada spesifikasi yang ada dimana parameter-parameternya berasal dari investigasi dan desain awal. Pada uji mutu yang dilakukan di Batu Tegi meliputi enam Zona. Zone tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda – beda material penyusunnya. Pada zone 1 pengujian dilakukan didua tempat yaitu di Borrow Area dan di tempat penimbunan. Pada Borrow Area bertujuan untuk memastikan bahwa material yang akan diambil sesuai dengan spesifikasi. Sedangkan pada tempat pemadatan dilakukan untuk mengontrol apakah timbunan sesuai dengan spesifikasi yang ada. Pada zone-zone lain dilakukan pada Quarry dan pada tempat pemadatan.
Hasil yang didapat untuk zona 1yaitu kadar air optimum didapat 27.37 % memenuhi spesifikasi dengan batas 15% sampai 30 %, derajat kepadatan didapat 100,64% memenuhi spesifikasi >98%,ã dr didapat 1.516 t/m 3 memenuhi spesifikasi 1.46 t/m 3 , sudut geser dalam (ö ) didapat 27.79 o memenuhi spesifikasi 27 o , kohesi (c) didapat 0.694 kg/cm 2 mendekati nilai spesifikasi yaitu 0,2 kg/cm 2 . Untuk zona 2 yang merupakan timbunan batu sehingga ditentukan oleh analisa butiran yang masak kedalam batas spesifikasi.Zone 3A, 3B, 3C yang merupakan lapisan filter memenuhi derajat kepadatan dengan spesifikasi >98%, analisa butiran memenuhi batas-batas yang disyaratkan menurut zonanya masing-masing, akan tetapi untuk kepadatan kering (ã d) tidak memenuhi syarat 2.00 t/m 3 dan juga untuk kepadatan basah tidak memenuhi spesifikasi dengan nilai ã wet : 2.10 t/m 3 . Untuk zona 4 yang merupakan zona transisi uji analisa butiran memenuhi persyaratan yang ada, kepadatan kering (ã d) yaitu 2.096 t/m 3 memenuhi persyaratan >2.00 t/m 3 .
Untuk studi kasus di Batutegi semua zona memenuhi spesifikasi yang ada. Kecuali pada zone 3A, 3B, dan 3C kepadatan kering (ã d) dan kepadatan basahnya (ã wet) tidak memenuhi, hal ini dimungkinkan karena nilai parameter yang disyaratkan terlalu tinggi karena untuk parameter lainnya seperti derajat pemadatan, dan permeabilitasnya memenuhi spesifikasi ,sehingga mungkin harus diadakan cek desain.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17053 | DIG - FTS | Skripsi | TRANS BIN e/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain