Computer File
Evaluasi dan perbaikan kerusakan bangunan pasca gempa
Beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap
gempa. Dalam 10 tahun terakhir, data seismik menunjukkan bahwa 1000 gempa
bumi dapat ditentukan lokasinya setiap tahun. Satu yang paling dahsyat adalah
gempa bumi Flores pada tahun 1992, yang telah mengakibatkan ribuan korban
jiwa, korban harta benda dan tempat tinggal karena disapu oleh gelombang
Tsunami. Kemudian disusul oleh gempa Biak pada tahun 1996 yang juga
menimbulkan gelombang Tsunami. Di Jakarta, berturut-turut sejak tahun 1997,
1999 dan 2000 merasakan gempa yang berpusat di Ujungkulon dan Sukabumi
sehingga menyadarkan penduduk Jakarta atas bahaya gempa bumi yang bisa
mengancam keselamatan.
Dari pengalaman tersebut, gempa menimbulkan kerusakan lingkungan
yang salah satunya adalah kerusakan bangunan. Skripsi ini membahas proses
evaluasi dan perbaikan kerusakan bangunan pasca gempa. Sistematika langkah
yang disarankan untuk maksud tersebut adalah studi awal, survey, pemeriksaan
detail, presentasi hasil, interpretasi hasil dan rekomendasi. Dalam skripsi ini,
survey dilakukan pada Pusat Penelitian dan. Pengembangan . Teknologi
Permukiman - Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah di Cileunyi,
Kabupaten Bandung. Dari survey diperoleh data studi kasus yaitu kerusakan
gedung DPRD Dati I Timor Timur ( sekarang Timor Leste ) akibat gempa Dili 14
Mei 1995. Dari hasil studi kasus terlihat bahwa kerusakan terjadi akibat kesalahan
perencanaan renovasi, mutu bahan dan pelaksanaan yang belum memenuhi
persyaratan. Setelah kerusakan diperbaiki maka bangunan tersebut bisa
difungsikan kembali.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17198 | DIG - FTS | Skripsi | STR RIT e/03 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain