Computer File
Kajian proyek disain rumah susun sewa pada peremajaan kawasan Jatinangor berdasarkan profil calon penghuninya
Pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan yang menyatakan bahwa
kawasan Jatinangor sebagai sebuah kawasan Andalan. Oleh karena itu, berbagai
pengembangan pembangunan fungsi kota di Jatinangor pun diintensifkan. Hal ini
telah mendorong pesatnya pertumbuhan Sarana dan Prasarana pendidikan tinggi
dan sektor perindustrian formal di Jatinangor. Kondisi yang terjadi saat ini
menunjukkan bahwa kebijaksanaan tersebut di atas telah mengakibatkan
pertumbuhan fisik dan kegiatan perkotaan yang cukup besar. Perkembangan yang
terus terjadi dari tahun ke tahun mengakibatkan kawasan tersebut saat ini telah
berubah dari kawasan pedesaan menjadi kawasan perkotaan yang padat dan
ramal.
Pertumbuhan fisik kota tersebut diikuti pula oleh fenomena pertumbuhan
jumlah penduduk yang tinggi. Perkembangan penduduk yang terjadi telah
menciptakan tingkat kepadatan hampir 120 jiwa/Ha dan ternyata persentase yang
ada menunjukan bahwa jumlah tersebut didominasi oleh masyarakat kelas
menengah ke bawah. Karena indikasi yang terjadi adalah timbulnya kantung kantung
hunian yang semakin membengkak menjadi area kumuh yang sangat
memprihatinkan skala kota Jatinangor. Dengan jumlah penduduk sebanyak ini
harus sudah diikuti dan ditunjang oleh sarana dan prasarana permukiman yang
layak dan terjangkau, serta dapat meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas
penghuninya.
Kondisi ini telah mendorong pemerintah untuk segera mencari
pemecahannya. Kemudian pemerintah memproyeksikan pembangunan rumah
susun sewa bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, hal ini mengarah kepada
penyediaan hunian dengan standar kelayakan hidup yang cukup baik dan sehat,
dengan adanya keterbatasan hunian.
Dalam proses perencanaan disain sebuah rumah susun sewa, bukan hanya
aspek biaya pengadaannya saja yang perlu dicermati. Namun karakter calon
penghuninya pun harus dicermati lebih dalam. Karena pada umumnya fenomena
yang terjadi dalam keberadaan sebuah rumah susun, justru terjadi karena
ketidaksesuaian disain hunian yang ada dengan penghuninya. Hal yang kecil
sekalipun bisa menimbulkan dampak yang serius. Bahkan dampak lebih lanjutnya
bisa menimbulkan domino-effect yang akan merusak kualitas hunian yang ingin
dicapai.
Proses perencanaan rumah susun sewa Jatinangor ini sangat mengacu
kepada hasil identifikasi karakteristik kawasan dan calon penghuninya. Proses
pengkajiannya ini difokuskan pada status sosial-ekonomi dan pola aktivitas dari
penghuni yang akan menempati rumah susun sewa tersebut. Karena gejala-gejala
negatif yang telah ditemukan pada pengkajian rumah susun sejenis yang
telah ada, lebih merujuk kepada ketidaksesuaian antara hunian dengan karakter
penghuninya. Apabila rumah susun tersebut sesuai dengan karakteristik
penghuninya, baik itu pola aktivitas maupun kondisi sosial-ekonominya, maka
sebuah hunian dengan kualitas baik pun akan tercapai.
Secara garis besar, disain rumah susun sewa untuk mahasiswa dan buruh
di Jatinangor ini telah memenuhi syarat dan sesuai dengan karakteristik calon
penghuninya. Sehingga diharapkan dapat menjadi sebuah hunian baru yang
berkualitas dan dapat meningkatkan kehidupan dan penghidupan bagi
penghuninya.
Tetapi setelah dibandingkan dengan objek studi sejenis yang telah
terbangun, ternyata pada disain rumah susun sewa Jatinangor ini masih ditemukan
beberapa hal pada disain tersebut yang tidak sesuai dengan teori dan dipastikan
akan berdampak negatif karena telah terbukti pada objek studi yang telah
terbangun.
Hal ini sebaiknya segera mendapat perhatian khusus agar rumah susun
sewa Jatinangor ini pada waktunya dapat menjadi sebuah hunian yang baik bagi
penghuninya, seperti harapan awalnya. Serta program pengadaan rumah susun ini
dapat membantu tercapainya kawasan Andalan Jatinangor.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp19476 | DIG - FTA | Skripsi | ARS WIZ k/03 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain