Computer File
Penerapan metode lean sigma untuk menghilangkan pemborosan dan meningkatkan kualitas produk CD32sK : studi kasus di PT. Asian Cotton Industry II
PT. Asian Cotton Industry II (PT. Ascott II) merupakan perusahaan
pemintalan benang (spinning) yang sedang berkembang. Seiring
berkembangnya jaman, persaingan antar pelaku industri pemintalan benangsemakin ketal. Konsumen menginginkan produk berkualitas baik dengan harga yang kompetitif. Cara untuk bertahan dalam industri yang ketat ini adalah dengan terus melakukan peningkatan kualitas dan penghilangan segala jenis pemborosan di lini produksi sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Pada lini carded yarn PT. Ascott II masih terdapat banyak pemborosan. Penelitian dilakukan untuk menghilangkan pemborosan yang ada di lini carded yam. Jika pemborosan berhasil dihilangkan, maka kualitas pun akan meningkat. Penelitian akan dilakukan terhadap produk CD32sK yang merupakan produk dengan demand terbanyak.
Metode Lean Sigma merupakan gabungan antara 2 sistem manajemen di dunia, yaitu konsep Lean yang dikembangkan oleh Toyota Jepang dan konsep. Six Sigma yang dikembangkan oleh Motorola Amerika Serikat. Metode ini berusaha untuk menghilangkan pemborosan dengan pola pikir Lean dan meningkatkan kapabilitas proses dengan metode Six Sigma. Metode Lean Sigma dipilih untuk menyelesaikan masalah karena metode ini berusaha meningkatkan kualitas dengan menghilangkan pemborosan yang ada. Hal ini sesuai dengan kondisi yang ada di lini carded yarn PT. Ascott II. Implementasi metode Lean Sigma ini dilakukan dengan mengikuti siklus DMAIC (Define - Measure - Analyze - Improve - Control) yang umum digunakan dalam metode Six Sigma.
Penelitian diawali dengan mengidentifikasi pemborosan yang ada dan
menentukan masalah yang akan ditinjau. Setelah itu, dilakukan pemilihan ukuran kualitas yang mewakili permasalahan tersebut. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai sigma proses sebelum implementasi. Perhitungan nilai sigma dilakukan terhadap ukuran kualitas Uniformity dan CLASSIMAT benang CD32sK.Langkah selanjutnya adalah melakukan penelusuran akar permasalahan dan menentukan alternatif solusi untuk setiap permasalahan yang ada. Setelah tu, dilakukan pembuatan prioritas perbaikan. Berdasarkan penelusuran akar permasalahan dan pembuatan prioritas perbaikan, ditentukan prioritas utama yang akan dilakukan adalah perubahan setting tekanan angin mesin carding, pembuatan sistem Quality Assurance dari proses carding ke drawing, dan program 5S. Setelah menentukan solusi yang akan diterapkan, disusunlah suatu rencana penerapan.
Proses implementasi dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat
pada tanggal 25 Mei 2007 sampai 30 Juni 2007. Setelah dilakukan implementasi, terjadi peningkatan dalam nilai sigma proses. Untuk Uniformity, nilai sigma proses meningkat dari 2,48 menjadi 4,03 atau terjadi peningkatan sebesar 62,791 %. Sementara itu, nilai sigma proses berdasarkan CLASSIMAT meningkat dari 3,22 menjadi 4,04 atau meningkat sebesar 25,26 %. Selain itu, beberapa pemborosan yang diidentifikasi pada awal penelitian berhasil dihilangkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27112 | DIG - FTI | Skripsi | TI TOM p/07 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain