Computer File
Pengaruh perilaku penghuni terhadap penataan ruang dalam rumah toko di Kota Fakfak : studi kasus rumah toko di Jl. Izak Telussa kawasan perdagangan Kota Fakfak, Papua Barat
Bentuk bangunan pada suatu daerah tidak lahir dengan sendirinya melainkan dibawa atau
terpengaruh oleh unsur-unsur disekitarnya yaitu: manusia dan alam. Pemahaman akan
hubungan manusia dan lingkungannya, tidak dapat berdiri sendiri tetapi saling berkaitan dan
saling memengaruhi. Dari sinilah terbentuk korelasi yang harmonis antara bentuk bangunan
berdasarkan faktor alam yang tidak hanya mempengaruhi bentuk bangunan dari luar namun
juga ikut mempengaruhi manusia yang berperan besar sebagai pengguna, karena mereka yang
mengetahui, mengalami, serta memahami apa saja yang mereka butuhkan.
Faktor manusia seperti: perilaku berupa kebiasaan dan kebutuhan untuk mencapai
kenyamanan diri, artinya, tidak hanya fungsional yang lahir begitu saja namun mampu
memberi makna tersendiri lewat nilai-nilai lokal yang terkandung didalamnya. Dengan
demikian, perilaku mereka mampu menentukan bentuk, dimensi hingga penyusunan ruang
dalam. Perilaku yang mereka tunjukkan baik karena unsur agama dan kepercayaan maupun
kebiasaan akan membawa kita pada tahap yang lebih kompleks, yaitu hirarki ruang.
Bangunan yang berada di JL. Izak Telussa kota Fak-fak, sebagian besar didominasi oleh para
pendatang yang menempati di sepanjang garis pantai dan merupakan gerbang masuk ke kota
Fak-fak. Kawasan ini merupakan kawasan perdagangan serta generator kota karena semua
kegiatan perdagangan, tempat tinggal, perkantoran berada di kawasan tersebut dengan bentuk
bangunannya berupa rumah toko yaitu penggabungan tempat bekerja dan tempat tinggal
Universitas Katolik Parahyangan | ii
dalam satu bangunan. Dengan penggabungan kegiatan yang berbeda sifat dan fungsi maka
penataan ruang dalam rumah toko sangat penting terutama pada organisasi ruang dan
hubungan penempatan ruang berdasarkan perilaku penghuni akan kenyamanan yang
tercermin dalam peletakan ruang publik, privat dan pelayanannya yang didasarkan pada
tingkat privasi, rasa kepemilikan dan hirarki ruang tersebut. Bentuk bangunan dan penataan
ruang ini sama dengan bangunan ruko yang banyak terdapat di kota besar atau berkembang.
Permasalahan yang muncul pada pola penataan ruang dalam rumah toko adalah tidak
memiliki ruang peralihan yang tegas antar zona kegiatan sehingga sifat ruang menjadi tidak
jelas dan kuat. Permasalahan lain adalah dari kebiasaan utama masyarakat setempat yaitu
berkumpul saat waktu tertentu (bulanan/tahunan). Kesempatan berkumpul seperti: acara
ulangtahun, syukuran dan lain-lain menjadi ajang bersosialisasi, solidaritas dan berkenalan
lebih dengan sesama tetangga. Hal ini merupakan bentuk sosialisasi yang baik namun jika
dikaitkan pada ruang dalam hunian maka muncullah ruang berkumpul dengan kapasitas yang
berlebihan sehingga tidak efektif pada hari-hari biasa atau tidak berlangsungnya acara.
Bentuk ini sangat mempengaruhi tatanan ruang dalam hunian terutama dalam masalah
pencapaian tamu, daya tampung ruang terkait ukuran dan sifat kepemilikan ruang yang tidak
jelas.
Dari permasalahan yang ada ruang peralihan atau pembatas antar ruang sangat penting untuk
menjelaskan perbedaan fungsi kegiatan yang berlainan sifat, agar tingkat privasi, batasan dan
kepemilikan ruang jelas. Masalah kebiasaan berkumpul, memberikan ide untuk menciptakan
ruang-ruang yang bersifat fleksibel yaitu ruang yang sama fungsi bisa saling berdekatan
letaknya sehingga ruang-ruang tersebut bisa memfasilitasi kegiatan dengan pembatas bisa
berupa partisi dan furnitur yang bersifat non-permanen sehingga bisa dipindah-pindahkan
sesuai kebutuhan.
Kata kunci: Rumah Toko, Perilaku penghuni, Pola penataan ruang dalam
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1332 | T/DIG - PMA | Tesis | 728 WIJ p | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain