Computer File
Dinamika relasi fungsi, bentuk dan makna pada arsitektur rumah baja karya Ahmad Djuhara
Rumah baja karya Ir. Ahmad Djuhara I.A.I ini, hadir dengan dominasi material besi yang kuat. Tidak hanya digunakan pada struktur utama dan pelingkup utama luarnya, tapi juga nyaris semua material yang ada ditampilkan secara lugas dan telanjang. Menjadikan ekspresi bangunan ini sungguh tidak biasa. Mungkin karena hal inilah, sepanjang pengamatan yang diketahui, sejak tahun 2001 mendapat liputan yang paling banyak dan luas dari media cetak dan televisi dibanding karya-karya arsitek lainnya. Didapatkannya penghargaan dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI Award), seperti mengukuhkan kehadiran rumah baja yang dramatik ini.
Dengan segala yang ada pada bangunan ini, yang kemudian menjadi pertanyaan penting disini adalah, bagaimana keseimbangan dari triangulasi aspek fungsi, bentuk dan makna pada bangunan ini? Karena, liputan yang secara luas dan berturut-turut lebih pada tampilan atau style, belum ada yang meneliti ketiga aspek utama tersebut dan mengurai bangunan ini secara empirik rinci yang berlandaskan teoritik akademik. Bahkan, termasuk Ikatan Arsitek Indonesia sekalipun.
Penelitian ini berupaya menelusuri setiap aspek fungsi, bentuk dan makna untuk melihat dinamika dari relasi ketiga aspek tersebut berproses dan bekerja pada bangunan ini. Untuk itu akan diawali dengan membedah secara rinci apa dan bagaimana anatomi bangunan ini. Metode utama penelitian yang digunakan adalah kualitatif – interpretatif yang berpijak pada teoritis akademis. Lalu, agar penelitian lebih komprehensif, diperkuat dengan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui kunjungan dan survei lapangan yang berintensitas tinggi, interview langsung dan mendalam dengan seluruh anggota keluarga penghuni, arsitek perancangnya, akademisi, parktisi arsitek senior dan sebaran kuisioner pada lima wilayah Jakarta dan sebagian Bekasi.
Dari analisa bedah anatomi bangunan secara rinci, terlihat bahwa pada tataran konsep (abstrak), meski tidak secara penuh dan konsisten, menerapkan atau mengadopsi prinsip rancangan massa dan ruang arsitektur modern ala Mies-ian. Clarity pada elemen struktural dan non struktural, Simplicity pada format masa yang geometris (kubus), Flowing space di lantai satu dan Industrial material yang digunakan. Sayangnya, selain flowing space hanya terjadi di lantai satu, prinsip detail yang indah karena ke-logis-annya (God is in the detail) juga tidak terjadi atau terlihat. Yang menonjol terlihat adalah detail teknis yang sekedarnya.
Melaui analisa aspek fungsi, bentuk dan makna secara komprehensif, ditemukan sejumlah masalah yang cukup serius. Pada aspek fungsi dan bentuk, meski memiliki beberapa hal yang positif, tapi lebih banyak masalah yang menyertainya. Pada aspek makna, melalui analisa teoritik, ditemukan hasil yang cenderung negatif. Demikian halnya dengan analisa distribusi pada hasil sebaran kuisioner, jelas menunujukan bahwa masyarakat awam melalui rasionalitas empiriknya kesulitan memaknai bangunan ini. Bahkan, dari hasil interview yang intens pada penghuni, satu diantaranya secara implisit menunjukan respon yang sama dengan pendapat pada masyarakat awam.
Karena itu, dapat disimpulkan bahwa relasi dari triangulasi dari aspek fungsi, bentuk dan makna tidak bekerja dengan seimbang sebagaimana yang diharapkan. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan dan wacana lanjut bagi disiplin arsitektur pada umumnya dan para akademisi, mahasiswa arsitektur serta praktisi arsitek pada khususnya.
Kata kunci: Anatomi - Fungsi - Bentuk - Makna
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1347 | T/DIG - PMA | Tesis | 729 WIB d | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain