Computer File
Studi eksperimental faktor intensitas tegangan kritis pola fraktur ragam I dengan uji double cantilever beam dan single edge notched beam pada kayu Indonesia
Kecacatan pada kayu adalah salah satu kelemahan kayu. Kayu akan mengalami
penajalaran retak hingga mencapai batas kritis akibat pecahnya kayu karena dikenai beban yang
berulang-ulang atau beban kombinasi lingkungan. Untuk itu perlunya dilakukan penelitian
terhadap hal tersebut untuk mengetahui batas kritis dengan menentukan faktor intensitas tegangan
kritis (KIC). Nilai faktor intensitas tegangan kritis (KIC) dari hasil perhitungan pada pengujian
single edge notched beam adalah 2441,01 kN/m^3/2 untuk sengon, 4835,82 kN/m^3/2 untuk akasia,
dan 8284,76 kN/m^3/2 untuk meranti. Sedangkan pada uji double canlilever beam perhitungan
dilakukan dengan dua metoda yaitu modified beam theory dan complience combination method
dengan nilai yang sama yaitu 230,61 kN/m^3/2 untuk sengon, 397,37 kN/m^3/2 untuk akasia, dan
877,102 kN/m^3/2 untuk meranti. Semakin besar berat jenis kayu maka semakin besar nilai KIC.
Beda nilai KIC dari dua jenis pengujian tersebut adalah 90,5% pada sengon, 91,78% pada akasia,
dan 89,413% pada meranti. Dua jenis metode perhitungan yang digunakan pada double cantilever
beam memiliki nilai yang sama sebab keduanya mengambil asumsi yang sama yaitu dengan
melihat deformasi dari ujung retak dan mengabaikan defleksi geser transversal, sehingga defleksi
yang diperoleh untuk keduanya dengan modified beam theory.
Kata kunci: Faktor Intensitas Tegangan Kritis, uji DCB, uji SENB.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27685 | DIG - FTS | Skripsi | STR RAS s/13 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain