Text
Membangun spiritualitas panggilan imamat melalui pendekatan Naratif atas panggilan Maria dalam Lukas 1:26-38
Panggilan Allah adalah dialog dan kerja sama antara Allah yang memanggil dan manusia yang menanggapi. Permasalahannya, manusia tidak memahami, bahwa panggilan adalah satu proses dialogal antara manusia dengan Allah. Kitab Suci menawarkan narasi tentang tokoh-tokoh yang menanggapi panggilan Allah berdasarkan iman mereka. Salah satu tokohnya adalah Maria dalam kisah Luk. 1:26-38. Dengan menggunakan metode kritik narasi sebagai pisau bedah, penulis
menganalisa narasi panggilan Maria di dalam kisah pemberitaan kelahiran Yesus (Luk. 1:26-38).
Panggilan Maria memperlihatkan, bahwa inisiatif panggilan selalu berasal dari Allah dan bersifat pribadi. Tujuannya adalah memberikan keselamatan kepada manusia. Akan tetapi, kehendak Allah akan menjadi hidup ketika ditanggapi oleh Maria, karena panggilan itu sebuah tawaran. Maria menjawab “Ya” atas tawaran itu sesuai dengan kehendak bebasnya untuk menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah. Jawaban tersebut tidak berarti mengakhiri panggilan Maria, tetapi
menjadi sebuah konsekuensi yang harus dihadapi selanjutnya. Berpegang pada pengalaman panggilan Maria, para imam pun hendaknya dapat menyadari dan memahami panggilan Allah sebagai sebuah proses.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1472 | T/DIG - PMIT | Tesis | 262.1 AGU m | Perp Filsafat | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain