Computer File
Pengolahan air limbah tempe dengan metode sequencing batch reactor skala laboratorium dan industri kecil tempe
Salah satu sumber protein nabati adalah kedelai yang memiliki kadar protein sekitar
35% sampai 45% ketika diolah menjadi produk tempe. Proses fermentasi kedelai menjadi
tempe diproduksi oleh industri kecil yang belum sepenuhnya dilengkapi dengan sistem
pengolahan air limbah tempe sehingga masalah lingkungan hidup belum diperhatikan.
Tujuan penelitian adalah mempelajari sistem sequencing batch reactor (SBR) dan
mempelajari pengaruh variabel laju alir air limbah tempe, kecepatan pengadukan,
konsentrasi inokulum, serta interaksi antara kecepatan pengadukan dan konsentrasi
inokulum terhadap perolehan nilai BOD dari effluent SBR yang memenuhi baku mutu SNI
basil pengolahan air limbah tempe. Manfaat penelitian adalah memberikan informasi
mengenai metode SBR yang dapat dijadikan sebagai alternatif baru dalam pengolahan air
limbah tempe pada industri skala kecil dan menengah sehingga dihasilkan air limbah yang
memenuhi baku mutu SNI.
Metode penelitian pengolahan air limbah tempe dengan SBR meliputi pengisian,
reaksi kimia, pengendapan, pembuangan, dan stabilisasi yang diikuti dengan
memvariasikan laju alir, konsentrasi inokulum dan kecepatan pengadukan. Penelitian ini
terdiri dari dua yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian
pendahuluan, dilakukan penentuan laju alir air limbah tempe yang mampu memberikan
nilai BOD air limbah tempe paling rendah dengan variasi laju alir sebesar 3 L/jam, 4,2
L/jam, dan 5 L/jam. Penelitian utama dilakukan penelitian dengan memvariasikan
kecepatan pengadukan (50 rpm, 100 rpm, dan 150 rpm) dan konsentrasi inokulum (5%,
10%, dan 15%) untuk menghasilkan nilai BOD air limbah tempe paling rendah. Analisis
kimia yang dilakukan terdiri dari analisis utama seperti analisis BOD dan pH kemudian
didukung dengan analisis TSS, TDS, COD dari air limbah tempe awal dan akhir untuk
variasi penelitian yang terbaik. Pengaruh dari kecepatan pengadukan dan konsentrasi
inokulum serta interaksi dari keduanya diketahui dengan melakukan rancangan percobaan
dua faktorial.
Hasil penelitian yang didapat dari penelitian ini yaitu pada kepercayaan 95%,
interaksi antara kecepatan pengadukan dan konsentrasi inokulum mampu mempengaruhi
perolehan nilai BOD dari air limbah tempe. Kondisi terbaik yang didapat dari penelitian
utama yaitu pada kecepatan pengadukan 100 rpm dan konsentrasi inokulum 10% (2 gram)
dengan nilai BOD sebesar 218,4 ppm. Pada pengolahan tersier dari penelitian ini
didapatkan nilai BOD air limbah tempe sebesar 93,6 ppm untuk air limbah tempe produksi
industri kecil dan 60 ppm untuk air limbah tempe produksi sendiri. Analisis pendukung
lain yang dilakukan setelah pengolahan tersier ini, dihasilkan nilai COD sebesar 128 ppm,
nilai TSS sebesar 115 ppm. dan nilai TDS sebesar 3950 ppm.
Kata kunci : aerob-anaerob, inokulum, kecepatan pengadukan, parameter air limbah
tempeSequencing Batch Reactor (SBR).
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp30545 | DIG - FTI | Skripsi | TK WIN p/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain