Computer File
Peranan model antrian untuk menentukan jumlah kasir yang optimal pada Toserba X
Dewasa ini, bisnis di bidang eceran berkembang dengan pesat, maka tingkat persaingan yang terjadi juga semakin ketat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya toko swalayan yang terdapat di hampir tiap ruas jalan. Agar perusahaan dapat memenangkan persaingan dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup bisnisnya, maka perusahaan harus dapat memberikan yang terbaik dan berkualitas bagi konsumennya dengan memunculkan daya saing yang lebih unggul dibanding pesaing - pesaingnya. Antrian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan perusahaan dalam menyediakan jasa yang berkualitas bagi konsumennya. Antrian dapat terjadi karena fasilitas yang tersedia lebih sedikit dari konsumen yang dilayani sehingga menyebabkan konsumen harus menunggu untuk mendapatkan gilirannya. Tingkat kedatangan konsumen yang tidak merata dan waktu pelayanan yang tidak sarna juga turut mempengaruhi timbulnya antrian. Secara umum, waktu tunggu dan pemberian pelayanan yang lebih cepat dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas pelayanan yang biasanya dilakukan dengan menambah jumlah fasilitas pemberi layanan dalam hal ini adalah jumlah kasir. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian terapan untuk mencari masalah yang terjadi pada Toserba X. Dan penulis menggunakan teknik convinience sampling untuk mengambilan sampel sebanyak 100 responden. Sampel ini kemudian digunakan sebagai dasar penentuan model keputusan tingkat aspirasi, yaitu jumlah fasilitas pelayanan optimal yang dapat menghasilkan kinerja sesuai dengan keinginan konsumen. Dari hasil kuesioner yang diberikan pada 100 responden dari konsumen Toserba X, 54% memilih 3 - 5 menit sebagai tarafwaktu tunggu antrian yang wajar, secara tidak langsung mereka tidak ingin apabila waktu tunggu antrian di atas 5 menit. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Software QMfor Windows module
waiting lines. Perhitungan ini meliputi probabilitas fasilitas pelayanan dalam keadaan sibuk (p), rata - rata konsumen yang menunggu dalam garis antrian (Lq), rata - rata jumlah konsumen dalam sistem antrian (Ls), rata - rata waktu yang dihabiskan seorang konsumen dalam garis antrian (Wq), dan rata - rata waktu yang dihabiskan seorang konsumen dalam sistem antrian (Ws). Menurut hasil perhitungan berdasarkan waktu tunggu rata - ratanya (Wq) dapat diurutkan bahwa periode waktu dari yang tersibuk adalah periode 17.00 - 17.30 (13,15 menit), 16.00 -16.30 (13,14 menit), 17.30 -18.00 (12,98 menit), 16.30 -17.00 (8,19 menit), 19.0019.30 (8,02 menit), dan 19.30 - 20.00 (5,56 menit). Sehingga ada enam periode yang membutuhkan penambahan fasilitas. Dan satu periode yang perlu pengurangan fasilitas yaitu pada periode 20.30 - 21.00 (0,23 menit). Saran yang diberikan penulis yaitu melakukan penambahan pegawai untuk bagian kasir sebanyak satu orang agar dapat memenuhi jumlah petugas kasir yang dibutuhkan khususnya ketika periode 16.30 - 17.00 hingga periode 17.30 - 18.00 yang membutuhkan petugas kasir hingga 12 orang. Menerapkan tugas piket bagi petugas kasir lainnya yang tidak sedang bertugas sebagai petugas kasir. Memastikan agar mesin pembayaran debit atau kredit yang terdapat pada tiap konter menyala dan terhubung, memberi alarm pada tiap konter yang memudahkan dalam memanggil head cashier, juga menyediakan karyawan khusus untuk membantu petugas kasir untuk memasukkan barang belanjaan konsumen ke kantung plastik agar mempercepat waktu pelayanan saat ini.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp30597 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ SUS p/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain