Computer File
Implementasi activity based management dalam lingkup operasional untuk membantu perancangan ulang proses produksi : studi kasus di PT Jones and Vining Indonesia
Di zaman globalisasi, persaingan semakin ketat di kalangan pekerja maupun pengusaha, sehingga para manajemen harus bekerja lebih keras untuk dapat memenangkan persaingan. Salah satu faktor yang menentukan daya saing yang dimiliki adalah efisiensi dari aktivitas. Oleh sebab itu dilakukan penelitian mengenai tingkat efisiensi dengan judul implementasi Activity-Based Management (ABM) dalam lingkup operasional untuk membantu perancangan ulang proses produksi di PT Jones and Vining Indonesia. PT JVI adalah sebuah pabrik yang memproduksi laste (cetakan sepatu), dan berdiri pada awal tahun 2015.
Sistem yang diteliti dalam penelitian ini adalah ABM. ABM adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi dari sistem Activity-Based Costing (ABC). Oleh karena itu tahap pertama yang dilakukan adalah analisis ABC yang dibantu dengan Time Driven Activity-Based Costing (TDABC). Setelah itu akan dilakukan analisis ABM untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat efisiensi aktivitas yang terdapat dalam departemen produksi. Lalu berdasarkan hasil dari ABM penulis dapat membuat rekomendasi perancangan ulang serta perhitungannya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Adapun variabel penelitian ini adalah dua buah, yaitu implementasi activity based management dalam lingkup operasional sebagai variabel bebas dan perancangan ulang proses produksi sebagai variabel terikat. Penulis juga melakukan beberapa teknik, yaitu wawancara ke setiap kepala fungsi-fungsi yang diteliti, observasi kegiatan produksi perusahaan, serta dengan studi pustaka baik dari buku karya ahli maupun dari dokumen perusahaan.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat beberapa kesalahan dalam pengklasifikasian biaya perusahaan. Terdapat enam sub-departemen yang mana di setiap sub-departemen melakukan aktivitas yang berbeda-beda. Secara keseluruhan departemen produksi memiliki 26 aktivitas, yang biayanya telah teridentifikasi melalui analisis ABC. Analisis ABM dilakukan dengan melakukan analisis aktivitas, yang dalam penelitian ini terbagi tiga, yaitu pengurutan biaya aktivitas terbesar hingga terkecil, penggolongan aktivitas berdasarkan tingkatan, dan penggolongan aktivitas berdasarkan sifatnya (memberikan nilai tambah atau tidak). Berdasarkan analisis aktivitas ditemukan 25 aktivitas yang tergolong memberikan nilai tambah dan satu aktivitas yang tergolong tidak memberikan nilai tambah, yang kemudian dibuat menjadi lebih spesifik dengan lima penggolongan. Lalu berdasarkan dari hasil analisis ABM dihasilkan delapan aktivitas yang diberikan rekomendasi oleh penulis. Rekomendasi penulis tersebut memiliki tujuan agar waktu tenaga kerja departemen produksi lebih banyak dialokasikan untuk peningkatan jumlah output. Rekomendasi dilakukan dengan, mengalokasikan waktu tunggu yang dimiliki tenaga kerja lebih banyak ke aktivitas yang dapat meningkatkan jumlah output. Selain itu juga adanya saran untuk membuat standar waktu pengerjaan aktivitas dan pembuatan keterangan rinci untuk setiap akun.
Kata kunci: activity-based costing, activity-based management, efisiensi, perancangan ulang, produksi, time driven activity-based costing.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32312 | DIG - FE | Skripsi | AKUN OSM i/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain