Computer File
Perancangan fasilitas pendukung sistem pembelajaran hybrid di SD Yos Sudarso pada masa dan pasca pandemi COVID-19
Pada masa pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) akibat terjadinya pandemi Covid-19, SD Yos Sudarso merupakan salah satu sekolah di kota Bandung yang melaksanakan sistem pembelajaran hybrid. Namun masih terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh siswa dan guru dalam pelaksanaan sistem pembelajaran hybrid di SD Yos Sudarso seperti terpecahnya fokus dan perhatian guru ketika mengajar, kendala peralatan yang digunakan, kurangnya pengalaman belajar bagi siswa daring, dan sangat terbatasnya interaksi antara siswa luring, siswa daring, dan juga guru. Maka dari itu, perlu dilakukan perancangan fasilitas pendukung sistem pembelajaran hybrid yang efektif guna memenuhi kebutuhan siswa dan guru sebagai pengguna. Perancangan fasilitas pendukung dilakukan dengan menggunakan metode design thinking. Pada tahap empathize, dilakukan observasi langsung dan empathy interview kepada 12 siswa dan 12 guru yang selanjutnya dilakukan translasi kebutuhan pada tahap define dan diperoleh 15 need statements. Adapun masalah utama dalam pelaksanaan sistem pembelajaran hybrid di SD Yos Sudarso yang didefinisikan pada tahap define adalah fasilitas pendukung yang mencakup peralatan beserta dengan penempatan dan pengaturannya di dalam ruang kelas. Pada tahap ideate, dilakukan brainwriting sehingga diperoleh 4 ide rancangan yang selanjutnya dipilih melalui dot voting. Ide rancangan terpilih yang telah dilakukan proses refinement menjadi ide rancangan final selanjutnya dibuat prototipe untuk dilakukan evaluasi pada tahap test. Ide rancangan final menggunakan dua web camera dan dua proyektor yang diletakkan di depan dan belakang kelas, dua lavalier microphone untuk guru dan siswa luring, speaker, dan pen tablet yang seluruhnya dihubungkan ke satu komputer. Tahap test dilakukan dengan field testing atau simulasi di salah satu ruang kelas SD Yos Sudarso dengan seorang guru, 8 siswa luring, dan 12 siswa daring. Hasil simulasi selanjutnya dilakukan evaluasi dengan menggunakan wawancara terstruktur dan kuesioner student engagement yaitu SESQ dan TERF-N dengan skala nilai 1 hingga 5. Pada hasil kuesioner SESQ untuk siswa luring, diperoleh nilai untuk faktor affective (liking for learning) sebesar 3.87, affective (liking for school) sebesar 3.84, dan behavioral (effort & persistent) sebesar 3.93. Sedangkan untuk siswa daring, diperoleh nilai untuk ketiga faktor tersebut secara berturut-turut sebesar 4.09, 4.51, dan 4.29. Pada hasil kuesioner TERF-N, diperoleh nilai sebesar 4 untuk ketiga faktor yaitu affective, behavioral, dan cognitive.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp44448 | DIG - FTI | Skripsi | TI CHR p/22 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain