Computer File
Peran elemen vertikal dalam kualitas visual lingkungan ruang terbuka publik di Kampung Bandan Jakarta
Kampung kota adalah suatu bentuk permukiman yang muncul dan bertahan sejak awal mula terbentuknya suatu kota. Kampung kota ini terbentuk umumnya tanpa perencanaan dan tumbuh seiring dengan perkembangan kota tersebut. Lahan
yang sempit dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi pada permukiman kampung
kota, menjadikan kampung kota ini memiliki karakteristik yang khas yang sering
disebut dengan 'condensed space', yaitu area permukiman yang "dipadatkan".
Bentukan yang sangat khas adalah bangunan perumahan yang sempit dan berdempetan dengan ketinggian bangunan yang tidak seimbang dengan lebamya. Hal
ini membuat kampung kota terlihat sebagai area permukiman yang didominasi oleh
elemen vertikal. Kampung kota Bandan - Jakarta adalah suatu kampung yang memiliki karakteristik yang mewakili kampung kota lain di Indonesia. Penduduk pada kampung kota ini telah mengalami transisi dari kehidupan desa ke kehidupan kota dengan membawa pergeseran sosial dan tatanilai. Sempitnya ruang gerak dalam perumahan tersebut ditambah dengan kebiasaan masyarakat kampung kota yang disebut dengan istilah 'outdoor personality' membuat masyarakat penghuninya membutuhkan ruang terbuka di luar rumahnya yang bersifat "publik" yang dapat digunakan bersama-sama sebagai sarana bersosialisasi. Penelitian ini bermula dari ketertarikan terhadap bentukan lain dari ruang terbuka publik skala kota yaitu square dan street (alun-alun danjalan raya) yang juga terdapat dalam area kampung kota. Dalam konteks kampung kota, 2 (dua) jenis ruang terbuka publik ini diistilahkan sebagai simpul dan lorong. Pada area kampung kota, ruang terbuka publik berupa simpul dan lorong yang ada terbentuk dengan sendirinya dari kungkungan elemen vertikal - terutama dinding yang mengelilingi kampung kota tersebut.
Elemen vertikal yang menjadi pokok utama dari penelitian ini dianalisis
dengan melihat dari 3 (tiga) hal yaitu; yang bersifat permanen, semi permanen dan yang bersifat sementara. Pada perkembangan penelitian ini, diketahui bahwa elemen vertikal pembentuk ruang terbuka publik ini tidak hanya memiliki kelemahan yang dapat mengancam terjadinya penurunan kualitas lingkungan secara visual tetapi juga memiliki kekuatanlpeluang yang berpotensi untuk dikembangkan sehingga dapat meningkatkan kualitas visuallingkungan sekitamya.
Kualitas visual lingkungan ini sendiri didefinisikan sebagai suatu lingkungan
yang memenuhi preferensi imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang. Definisi ini menegaskan bahwa dalam kajian arsitektur subyektif, penelitian akan dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis dan sosio-kultural masyarakat penghuninya. Penelitian ini menggunakan metoda semiotika yang didasarkan pada makna yang dimiliki oleh suatu benda dalam suatu lingkungan bagi masyarakat penghuni dan penggunanya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes507 | T/DIG - PMA | Tesis | 711.408 WAI p | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain