Computer File
Komposisi fasade bangunan fungsi komersial di jalan IR. H. Juanda Bandung
Fasade bangunan, baik bangunan fungsi komersial maupun fungsi hunian
tidaklah semata-mata merepresentasikan kepentingan individual pemilik bangunan
tetapi juga merupakan tanggungjawab kolektif terhadap tatanan lingkungan kota
yang harus berkesinambungan (kontekstual). Fenomena peralihan fungsi bangunan
hunian menjadi fungsi komersial di Jalan Ir. H. Djuanda Bandung ditandai dengan
perubahan-perubahan pada komposisi fasade yang sebagian besar menunjukan
kepentingan individualnya sebagai bangunan fungsi komersial. Di sisi lain,
bangunan-bangunan fungsi komersial yang dibangun baru di kawasan ini
memperlihatkan komposisi fasade yang sama sekali berbeda dengan bangunan
yang sebelumnya berada di kawasan ini sebagai bagian dari lingkungan hunian
kolonial di Bandung dengan tipologi ``khas`` bangunan kolonial. Atas dasar itu,
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui: Bagaimanakah komposisi fasade
bangunan fongsi komersial di Jalan Ir. H. Djuanda Bandung baik yang merupakan
peralihan fongsi dari fungsi hunian maupun yang dibangun baru; Bagaimanakah
pola hubungan yang terjadi diantara keduanya; serta Bagaimanakah karakter
yang terbentuk oleh komposisi fasade bangunan fongsi komersial tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis
dengan objek penelitian bangunan fungsi komersial sepanjang jalan utama yang
dibatasi pada bangunan dengan besaran kavling yang relatif sama. Komponen
fasade yang dibahas yaitu (1) entrance dan gerbang; (2) zona lantai dasar ; (3)
pagar pembatas (railling); (4) jendela, dan pintu; (5) atap dan akhiran bangunan;
(6) papan informasi dan omamen fasade (Krier, 1988).
Hasil penelitian secara umum terhadap kurang lebih 60 bangunan fungsi
komersial yang didokumentasikan terdapat 2 kelompok besar komposisi fasade.
Ke1ompok pertama adalah komposisi fasade bangunan fungsi komersial yang
merupakan peralihan fungsi dari bangunan fungsi hunian, dalam ke1ompok ini
dikenal 2 tipe perlakuan yang berbeda pada fasadenya. Yang pertarna, perubahan
fungsi bangunan tidak diikuti dengan perubahan bentuk fasadenya, selain
penarnbahan sistem tanda dan penggunaan halaman bangunan menjadi area parkir
kendaraan. Tipe kedua, perubahan fungsi diikuti dengan perubahan ekstrim pada
fasade meskipun secara struktur tidak mengalami perubahan. Dan kelompok kedua,
merupakan bangunan fungsi komersial yang dibangun baru dengan totalitas tipe
bangunan fungsi komersial.
Ketiga tipe fasade bangunan fungsi komersial tersebut membentuk pola
hubungan yang berbeda satu sarna lainnya disarnping pola persarnaan pada
beberapa aspek. Karakter yang terbentuk dari pola hubungan komposisi fasade
bangunan fungsi komersial bersifat heterogen karena teIjadi keberagarnan pola
yang saling berbenturan. Tingkat aktivitas komersial yang berbeda pada tiap
jenjang hirarki jalan mengakibatkan pola yang berbeda pula dalarn komposisi
fasade bangunannya. Aktivitas komersial yang tinggi teIjadi di bagian selatan jalan
yang berhubungan langsung dengan generator ekonomi Kota Bandung memiliki
karakter jalan yang kuat sebagai kawasan fungsi komersial. Sementara karakter
lingkungan hunian yang khas kolonial pada bagian utara kota masih kuat meskipun
sedang mengalarni transformasi secara perlahan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes559 | T/DIG - PMA | Tesis | 711.58 WID k | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain