Text
Belajar dari nota pastoral KWI 2004 : mencari eklesiologi yang relevan dalam kultur Indonesia sebuah tinjauan deskriptif analitis atas nota pastoral KWI 2004
Arus gobalisasi yang ditandai dengan individualisme, meterialisme,
konsumerisme, dan hedonisme membawa pergeseran pada tata nilai dalam
masyarakat Indonesia. Tata nilai ini kemudian membentuk pola-pola interaksi
individu-individu dalam ranah sosial. Pola interaksi dominatif tumbuh subur
sebagai usaha individu-individu mencapai nilai-nilai yang ditawarkan oleh
globalisasi. Ruang publik menjadi ranah sosial bagi individu untuk
mengembangkan dominasi dirinya. Permasalahan sosial, yaitu korupsi, kekerasan,
dan kehancuran lingkungan menjadi permasalahan serius bangsa. Keadaban di
ruang publik sebagai penyangga kelangsungan kehidupan bangsa terancam
keberadaannya.
Permasalahan sosial Bangsa Indonesia mendorong lahirnya keprihatinan
sosial dari berbagai pihak, termasuk Gereja Indonesia. Nota Pastoral KWI 2004
merupakan ungkapan keprihatinan Gereja Indonesia atas kehidupan bangsanya.
Melalui Nota Pastoral KWI, Gereja Indonesia berusaha merumuskan situasi dan
kondisi kehidupan Bangsanya. Melalui pendekatan sosial-budaya, Gereja
Indonesia menganalisa situasi dan kondisi Bangsa Indonesia sebagai konteks
hidupnya dan menemukan budaya sebagai akar permasalah Bangsa Indonesia.
Setelah mengadakan refleksi teologis yang diinspirasikan oleh gerak transformasi
Yesus Kristus dalam masyarakat-Nya dan kesaksian hidup komunitas Jemaat
Purba, Gereja Indonesia menegaskan sikapnya untuk terlibat aktif dalam upaya
pembangunan budaya baru bangsa sebagai dasar bagi pertumbuhan keadaban
publik Bangsa Indonesia. Habitus baru menjadi langkah awal bagi Gereja
Indonesia untuk mengadakan transformasi kultural dalam kehidupan Bangsa
Indonesia.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes796 | T/DIG - PMIT | Tesis | 262 SAP b | Perp Filsafat | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain