Text
Mengapa teori Limbo dihapus?
Persoalan keselamatan merupakan suatu hal yang fenomenal sepanjang sejarah umat manusia. Hal ini karena persoalan itu menyangkut sisi manusia yang misteri, menyangkut persoalan hidup setelah mati. Jika manusia ditanya, akan ke manakah mereka setelah mati? tentu manusia berharap bahwa jawaban yang akan muncul dari pertanyaan yang adalah keselamatan dalam konteks kesatuan dengan Allah yakni, surga. Surga merupakan suatu keadaan representatif untuk mewakili makna kebahagiaan yang sesungguhnya bagi manusia.
Limbo sebagai salah satu konsep hidup setelah mati, muncul dalam sejarah Teologi Abad Pertengahan. Limbo dipahami sebagai suatu keadaan “di antara” surga dan neraka, yang oleh para Bapa Gereja dipahami lebih cenderung mengarah ke neraka. Teori limbo ini muncul dan digunakan sebagai term untuk menjawab persoalan mereka yang mati tanpa pembaptisan, khususnya bayi yang mati tanpa pembaptisan. Mereka belum melakukan dosa pribadi. Oleh karena situasi demikian, mereka tidak berada di surga dan juga tidak berada di neraka. Mereka berada di limbo. Pada akhirnya persoalan Limbo dinilai kabur dan dihapuskan oleh Gereja. Jika demikian, apakah benar mereka yang tidak dibaptis tidak memperoleh keselamatan? Akhirnya Gereja menjawab dengan berani, bahwa di luar Gereja ada keselamatan. Gereja berkeyakinan bahwa Allah adalah Mahakasih. Allah menghendaki seluruh umat manusia diselamatkan dan masuk ke dalam surga melalui Yesus Kristus, termasuk mereka yang tidak dibaptis.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1057 | T/DIG - PMIT | Tesis | 236.4 SUD m | Perp Filsafat | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain