Text
Pemahaman pastoral atas aspek komunalitas kematian dalam konteks kultur Tionghoa di Jawa Barat
Pewarisan tradisi berjalan dalam sebuah komunitas. Tradisi mem-
bentuk identitas seseorang dalam menanggapi persoalan. Pada saat orang
Tionghoa diterima dalam Gereja Katolik, adakalanya masih membawa pe-
mahaman tradisi Tionghoa di dalam praktek iman, terutama dalam me-
mahami kematian. Bagaimana Tradisi Gereja dan Tradisi Tionghoa mema-
hami kematian? Tradisi Gereja Katolik dan Tionghoa bertemu dalam satu
titik, yaitu bahwa peristiwa kematian merupakan persoalan komunal. As-
pek komunal yang terungkap dalam ekspresi ritual hendaknya mendapat
perhatian lebih dalam pastoral kematian. Aspek kekeluargaan menjadi
landasan utama kedua tradisi ini. Mereka yang masih hidup maupun
yang telah meninggal adalah keluarga. Surga adalah rumah kita, Allah
adalah bapa kita dan peristiwa kematian adalah jalan pulang kita. Kema-
tian merupakan kerinduan kita untuk kembali pulang setelah peziarahan
kita di dunia. Ikatan keluarga tidak pernah terputus karena kematian. Hi-
dup setelah kematian menjadi harapan karena situasi yang sama dalam
suasana kekeluargaan; bahkan keluarga kita semakin luas karena dipersa-
tukan oleh Allah. Allah tinggal dalam sebuah keluarga, untuk menyiap-
kan kita semua menjadi anggota keluarga abadi di surga. Pemahaman ke-
keluargaan dalam kultur Gereja dan Tionghoa dalam memahami kemati-
an, menjadikan peristiwa kematian sebagai peristiwa rahmat.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1288 | T/DIG - PMIT | Tesis | 265.85 BUD p | Perp Filsafat | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain