Computer File
Perilaku lentur balok laminasi-baut kayu Indonesia = Flexural behavior of indonesian timber bolt-laminated beams
Keterbatasan produksi kayu utuh berdiameter besar dari hutan alam dapat diatasi
dengan adanya sistem laminasi. Pembuatan sistem laminasi memberikan manfaat
yaitu membentuk ukuran penampang dan panjang bentang sesuai kebutuhan.
Balok laminasi-baut adalah balok yang tersusun oleh lamina-lamina kayu secara
horisontal, digabung secara mekanik menggunakan baut dengan spasi dan jumlah
baris tertentu. Baut berfungsi sebagai penghubung geser untuk mencegah gelincir
horisontal antar lamina atau menahan geser horisontal di antarmuka.
Tujuan penelitian adalah melakukan penelitian numerik metode elemen hingga
nonlinier dan penelitian eksperimental untuk menemukan persamaan empiris
untuk memprediksi kuat lentur, rigiditas lentur, dan perilaku lentur balok
laminasi-baut. Ruang lingkup penelitian secara garis besar adalah jenis kayu yang
dipelajari kayu Indonesia dengan rentang specific gravity 0,3-0,8, bentuk
penampang balok prismatis, dan pengaruh friksi antar lamina kayu tidak ditinjau.
Kurva beban-lendutan balok laminasi-baut menunjukkan tren berbentuk bilinier.
Adanya baut memberikan dampak balok menjadi daktail. Perubahan perilaku
balok dari kondisi elastik menjadi plastik disebabkan karena tegangan efektif yang
terjadi pada beberapa bagian material kayu telah melampaui kriteria batas leleh.
Pada saat beban batas proporsional tercapai, baut belum leleh, sehingga setelah
balok mempunyai perilaku pasca-elastik baut masih berfungsi sebagai transfer
geser antar lamina, demikian pula tegangan normal yang terjadi pada masingmasing
serat tepi terluar belum melampaui kriteria batas ultimit sehingga balok
masih mampu memikul momen lentur. Rasio rigiditas lentur dan rasio kuat lentur
balok laminasi-baut merupakan fungsi dari specific gravity, diameter baut, dan
rasio jumlah baris terhadap jarak baut. Melalui penelitian numerik metode elemen
hingga nonlinier dapat dilakukan simulasi untuk memprediksi kekakuan dan
kekuatan balok laminasi-baut dengan berbagai variasi specific gravity, diameter
baut, jarak baut, jumlah lamina, panjang bentang balok, dan ukuran penampang
lamina. Perilaku kegagalan balok laminasi-baut (kondisi beban batas ultimit)
terjadi karena kegagalan lentur.
Kata kunci: Balok laminasi-baut, Metode elemen hingga nonlinier, Kuat lentur,
Rigiditas lentur, Proporsional, Ultimit.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
dis141 | D/DIG - PDITS | Disertasi | 691.1 PRA p/11 | Perpustakaan (PDF) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain