Computer File
Studi perbandingan model manajemen persediaan Food Department dengan model manajemen persediaan probabilistik di PT. X cabang Bandung
Salah satu jenis usaha yang mampu bertahan bahkan berkembang dengan pesat di tengah krisis yang dihadapi Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Dalam perusahaan distribusi persediaan memegang peranan penting karena penjualan perusahaan bergantung pada keberadaan dan kelengkapan persediaan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu mengatur tingkat persediaan, sehingga investasi yang ditanamkan pada persediaan, baik persediaan sebagai working stock ataupun sebagai safety stock dapat optimal, tanpa mengabaikan service level terhadap konsumen.
Model manajemen persediaan perusahaan sangat mempengaruhi tingkat persediaan, besarnya investasi dan service level perusahaan terhadap konsumennya, oleh karena itu peneliti berusaha membandingkan antara model manajemen persediaan PT. X dengan model manajemen persediaan probabilistik. Perbedaan yang mendasar di antara keduanya adalah service level. Model manajemen persediaan PT. X tidak memperhitungkan service level sedangkan model manajemen persediaan probabilistik sebaliknya, disamping perbedaan lainnya, seperti sifat demand, analisa biaya persediaan dan lainnya. Perbandingan kedua model manajemen persediaan itu akan diukur dengan membandingkan antara total cost persediaan dengan service level perusahaan ( dapat disebut juga Cost of Service perusahaan ). Semakin besar cost of service suatu model manajemen persediaan, artinya semakin besar pula biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut untuk
meningkatkan service level -nya, berarti semakin menjadi tidak optimal.
Penelitian dilakukan terhadap PT. X cabang Bandung. PT. X dipilih karena selama beberapa tahun terakhir, terutama pada saat krisis, perusahaan ini dapat berkembang dengan pesatnya. Data didapatkan melalui studi dokumen, wawancara, dan pengamatan. Rentang waktu data adalah bulan Juni 1999 sampai dengan Desember 2000.
Model manajemen persediaan PT. X ini mengacu pada penjualan di masa lampau untuk menentukan perkiraan kebutuhan yang akan datang, tanpa memperhatikan service level terhadap pelanggannya sedangkan model manajemen persediaan probabilistik yang diterapkan pada PT. X cabang Bandung, mengacu pada ekspektasi permintaan yang akan datang dan total biaya persediaan yang minimum, sehingga service level terhadap pelanggan dapat optimal. Perbandingan di antara keduanya menghasilkan cost of service yang lebih kecil untuk model manajemen persediaan probabilistik, demikian pula dengan perbandingan total costnya, sehingga dapat dikatakan model manajemen persediaan probabilistik lebih optimal dibandingkan dengan model manajemen persediaan PT. X
Dengan demikian, disarankan agar PT. X cabang Bandung dapat melakukan penyesuaian dalam model manajemen persediaannya agar cost of service dan total cost - nya dapat lebih optimal, dengan memasukkan unsur service level ( probability of stock out ), EOI dan menyesuaikan besarnya safety stock.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes261 | T/DIG - PMM | Tesis | 658.787 PRA s | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain