Computer File
Metode traditional costing melalui two-stage process untuk pembebanan biaya guna membantu manajemen mengambil keputusan strategik berkaitan dengan tarif jasa pelatihan : studi kasus pada local education centre
Kualitas sumber daya manusia mencerminkan kualitas pendidikannya. Oleh karena itu pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Swasta telah dan sedang melakukan upaya peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mendirikan Local Education Centre yang difungsikan sebagai wadah peningkatan kompotensi guru-guru SLTP swasta. Lembaga ini didirikan pada tahun 1995 dengan dana pinjaman dari Asian Development Bank (ADB). Sampai dengan tahun 2000, keseluruhan biaya LEC didanai oleh dana pinjaman tersebut. Pada tahun 2001, pendanaan dikurangi 25%, dan tahun 2002 pendanaan dihentikan dan mengharuskan lembaga ini untuk swadana.
Pasar bebas di kawasan ASEAN telah dimulai pada tahun 2003 lalu, akan banyak produk barang dan jasa dari negara-negara ASEAN yang menyerbu pasar Indonesia, termasuk jasa pendidikan. Penawaran akan jasa pendidikan lima tahun terakhir ini gencar dilakukan oleh institusi baik dari Amerika, Eropa, Australia, bahkan dari negara-negara tetangga pun tidak ketinggalan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendidikan kini telah menjadi semacam komoditi yang bisa dijual. Pengaruhnya adalah semakin ketatnya persaingan pada sektor tersebut.
Local Education Centre sebagai lembaga penyedia jasa pendidikan dan pelatihan sedang berada dalam lingkaran persaingan jasa pendidikan dan pelatihan. Persaingan yang ketat serta pengalaman yang minim menempatkan lembaga ini harus berupaya maksimal. Salah satu upaya yang layak dipertimbangkan adalah memberikan pelayanan yang lebih baik dengan biaya yang bersaing. Agar dapat menetapkan biaya yang tepat dibutuhkan cara penetapan biaya yang memadai.
Penetapan harga pokok jasa pelatihan yang digunakan oleh LEC masih belum mampu menggambarkan konsumsi biaya tidak langsung. Guna mengatasi hal tersebut, diperlukan satu metoda penetapan harga pokok jasa pelatihan. Penelitian ini difokuskan pada penerapan traditional costing (two-stage process) dalam mengalokasikan biaya-biaya tidak langsung. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang materiil antara harga yang ditetapkan LEC selama ini dengan harga yang dihitung dengan traditional costing.
Hasil analisis selanjutnya memberikan kesimpulan bahwa akan lebih baik bila Local Education Centre menggunakan traditional costing dalam menetapkan tarif jasa pelatihannya. Benefit dari penerapan metode ini jauh melebihi cost yang dikeluarkan. Dalam penetapan tarif biaya tidak langsung sebaiknya perusahaan menggunakan practical capacity atau bisa juga normal volume untuk menghindari tingginya harga yang ditawarkan.
Penggunaan practical capacity atau pun normal volume mengharuskan manajemen LEC untuk berupaya menggunakan kapasitas yang dimiliki secara maksimal termasuk mendayagunakan fasilitas tidak hanya untuk pelatihan guru. Alternatif tersebut antara lain mendayagunakan fasilitas yang dimiliki (terutama Asrama dan Aula) untuk kegiatan masyarakat dan laboratorium untuk melatih siswa-siswa dari sekolah sekitar yang tidak memiliki laboratorium.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes511 | T/DIG - PMM | Tesis | 657.42 GIN m | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain