Computer File
Faktor-faktor penentu upah pada industri besar dan sedang di Indonesia periode Tahun 1983-1993
Perkembangan pada Industri Besar dan Sedang yang terdiri dan 9 subsektor
industn, semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik dan segi jumlah perusahaan,
penyerapan tenaga keria, nilai tambah, maupun produktivitas. Namun peranan tiap
subsektor cenderung beqeser dari dominasi makanan, minuman, dan tembakau ke
beberapa subsektor yang lain. Hal ini menuniukkan bahwa teriadi pergeseran kebutuhan
masyarakat Indonesia, yang semula lebih mengutamakan kebutuhan pangan meniadi
kebutuhan lainnya. Selain dati uraian di atas, juga teriadi peningkatan kebutuhan pokok
yang disertai dengan peningkatan kebutuhan lainnya.
Dengan adanya peningkatan kebutuhan, besarnya upah yang diperlukan
meningkat dati waktu ke waktu, sementara itu kenaikan produktivitas pekeda iauh lebih
taiam dibandingkan dengan tingkat upah, dimana tingkat upah berada di bawah tingkat
produktivitas. Upah dipengaruhi oleh beberapa Faktor, dimana tiap faktor memiliki
tingkat pengaruh yang berbeda. Faktor-faktor inilah yang perlu dikaji dan dianalisa,
karena penentuan tingkat upah dapat dikatakan sebagai ukuran kesejahteraan penduduk.
Dengan menggunakan data pada Biro Pusat Statistik pada tahun 1983 sampai
1993, penuhs melihat adanya disparitas antara upah dan produktivitas, dimana
disparitas tersebut penulis bagi dalam beberapa tingkatan, yang dimulai dari tertinggi
sampai terendah. Disparitas tertinggi adalah pada ISIC 37 denyan disparitas sebesar
Rp. 99767,8 (nbu), kemudian ISIC 31, ISIC 34, ISIC 35, ISIC 36, ISIC 38
dengan disparitas rata-rata Rp. 41470 (ribu), selanjutnya pada ISIC 32 dan 33
dengan disparitas rata-rata Rp. 6445,4 (ribu), d d a n isparitas terkecil adalah NC 39
dengan disparitas Rp. 3588,5 (ribu). Sedangkan dalam penentuan tingkat upah,
penulis menggunakan model ekonometrika untuk mencati faktor-faktor dominan dalam
menentukan tingkat upah.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa produktivitas tenaga kerja dan
pertumbuhan output mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap upah,
sedangkan variabel elastisitas substitusi antara tenaga kerja dan modal mempunyai
pengaruh negatif dan signifkan terhadap upah. Yang berakhir ini menunjukkan bahwa
semakin mudahnya substitusi antara modal dan tenaga kerja semakin rendah upah yang
diterima, kemudian didapatkan pula bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan
dalam penentuan upah antara tahun 1991 dengan tahun 1992 dan tahun 1993.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp287 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain