Computer File
Suatu tinjauan terhadap gaya kepemimpinan dalam hubungannya dengan moril kerja karyawan pada bagian administrasi perencanaan dan pengendalian divisi sumber daya manusia PT. Inti (Persero) Bandung
Pada masa sekarang ini seringkali kita mendengar
suatu lembaga pemerintahan atau non pemerintahan
(perusahaan) mengadakan suatu program pelatihan
kepemimpinan. Sebenarnya tujuan dari program pelatihan
kepemimpinan itu tidak lain adalah merupakan sarana bagi
perusahaan atau lembaga tersebut untuk melatih kader-kader
pimpinannya agar mereka dapat memimpin atau
mengkoordinasikan sekelompok orang yang berbeda-beda baik
dari segi usia, tingkat pendidikan, kecerdasan, guna
mencapai suatu tujuan yang diinginkan secara efisien dan
efektif. Karena pada dasarnya untuk menciptakan seorang
pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah. Untuk ini
dibutuhkan pengalaman dan bakat yang tidak dimiliki oleh
setiap orang.
Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat
penting bagi setiap perusahaan, dengan tidak mengabaikan
peranan sumber daya lainnya pada dasarnya faktor
manusialah yang paling berperan di dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Jika perusahaan tidak mempunyai sumber daya
manusia yang trampil dan ahli dalam bidangnya maka tujuan
perusahaan akan sulit tercapai walaupun sumber daya
Lainnya seperti bahan baku, mesin dan modal tersedia,
karena hanya manusialah yang dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya tersebut. Dengan perkataan lain
sumber-sumber daya lain diluar sumber daya manusia tidak
akan produktif apabila tidak ada manusia yang
mengelolanya.
Didalam pengelolaan sumber daya ini diperlukan
seorang pemimpin yang berfungsi untuk mengkoordinasikan
sumber daya manusia yang ada, sehingga tujuan perusahaan
atau organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Manajer dan pemimpin sering kali dianggap mempunyai
pengertian yang sama. Tetapi pada dasarnya ada perbedaan
yang nyata diantara keduanya, memang benar pada situasi
tertentu seorang pemimpin itu juga merangkap sebagai
seorang manajer tetapi hal ini tidak berlaku secara umum
karena belum tentu setiap pemimpin itu adalah seorang
manajer. Sesungguhnya manajer itu tugasnya mencakup
berbagi fungsi-fungsi manajemen bukan hanya memimpin saja
melainkan membuat perencanaan yang teliti, menyusun
organisasi yang akan membantu orang-orang untuk
melaksanakan perencanaan, melengkapi struktur organisasi
dengan staff yang mempunyai ketrampilan yang tinggi,
menjalankan proses kepemimpinan dan melakukan pengendalian
terhadap kegiatan maupun hasilnya. Kepemimpinan mencakup
kegiatan-kegiatan untuk mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan agar mereka bekerja dengan penuh semangat dan bergairah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pemimpin yang baik adalah sesecrang yang dapat
menggerakkan dan mempengaruhi bawahannya untuk bekerja
dengan moril kerja yang tinggi sehingga bawahan akan
bekerja denqan penuh semangat dan lebih bergairah yang
pada akhirnya akan menyebabkan tercapainya tujuan kelompok
atau perusahaan secara lebih efisien dan lebih efektif.
Moril kerja adalah perwujudan dari semangat dan
kegairahan kerja atau dengan kata lain moril kerja adalah
perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok
orang terhadap pekerjaan, rekan sekerja dan perusahaan.
Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya moril kerja karyawan, akan tetapi dalam
penelitian ini penulis hanya menyoroti pengaruh dari
faktor gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh manajer
sedangkan pengaruh dari faktor-faktor lainnya dianggap
tetap.
Penulis melakukan penelitian pada PT. INTI (Persero)
Bandung khususnya pada Urusan Administrasi Perencanaan dan
Pengendalian (RENDAL) Sumber Daya Manusia, Divisi Sumber
Daya Manusia, yang berlokasi di jalan Mohamad Toha no.71
Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil
seluruh karyawan dan Kepala Urusan Administrasi divisi
SDM sebagai responden, adapun hipotesa yang penulis kemukakan untuk menunjang penelitian ini adalah "semakin
partisipatif gaya kepemimpinan yang diterapkan maka akan
semakin tinggi tingkat moril kerja bawahan". Dimana
hipotesa ini didasarkan atas pendapat Likert dan rekan-rekannya
dari Universitas Michigan, yang menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan yang efektif didalam memimpin bawahan
adalah gaya kepemimpinan yang bersifat partisipatif.
Dari hasil penelitian yang menggunakan library
research dan field research ini, penulis menyimpulkan
terdapat persamaan persepsi antara bawahan dan atasan
mengenai gaya kepemimpinan yang diterapkan saat ini, yakni
gaya kepemimpinan partisipatif. Selain itu berdasarkan
analisa ternyata terdapat hubungan yang positif dan cukup
kuat antara gaya kepemimpinan dan moril kerja karyawan.
Hasil ini mendukung hipotesa yang dikemukakan penulis dan
teori Likert yang mengatakan bahwa gaya kepemimpinan yang
paling efektif untuk memimpin bawahan adalah gaya
kepemimpinan yang bersifat partisipatif, karena dengan
terjadinya hubungan positif dan cukup kuat maka
menunjukkan bahwa semakin partisipatif gaya kepemimpinan
yang diterapkan oleh atasan maka moril kerja karyawan akan
semakin tinggi. Dari hasil penelitian juga dapat
diketahui bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala urusan
Administrasi sudah cukup baik walaupun masih terdapat
kekurangan dalam hal proses pengambilan keputusan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2124 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ TAU s/95 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain