Computer File
Pemeriksaan operasional atas proses produksi untuk mengendalikan dan meningkatkan kualitas produk : studi kasus pada PT Dunia Kimia Jaya, Cirebon
Menghadapi kondisi ekonomi dewasa ini, terjadinya kelesuan pasar dan
tingkat harga yang semakin meningkat, dunia usaha dan industri dituntut untuk
menjalankan kegiatan operasinya secara efisien dan efektif, agar dapat terus bersaing
dan survive.
Kualitas merupakan faktor kunci bagi perusahaan untuk mengungguli para
pesaingnya. Kualitas yang baik akan memuaskan konsumen dan juga memberikan
competitive advantage bagi perusahaan. Agar perusahaan dapat menghasilkan produk
dengan kualitas yang baik, perlu dilakukan pengendalian atas proses produksi. Salah
satu caranya adalah dengan menekan kemungkinan terjadinya kegagalan produk, yang
akan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
Pemeriksaan operasional merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk membantu manajemen mengidentifikasi berbagai masalah yang dihadapi
perusahaan serta memberikan rekomendasi berbagai tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
operasinya.
Tertarik pada hal-hal tersebut, penulis melakukan penelitian pada PT Dunia
Kimia Jaya, suatu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri kimia,
dengan hasil utama berbagai produk kimia untuk keperluan industri tekstil dan
pengolahan air. Dalam penelitian ini, penulis memakai metode deskriptif analitis, yaitu
suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisa
keadaan yang ada pada perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan penelitian
kepustakaan dan penelitian lapangan. Dalam penelitian lapangan ini, penulis
menggunakan metoda wawancara, analisa, pencatatan, kuesioner dan observasi
terhadap masalah yang sedang diteliti.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, diperoleh temuan bahwa kegagalan
produk yang sering terjadi adalah tidak terpenuhinya standar kualitas yang ditetapkan
perusahaan. Selain itu juga diketahui bahwa kegagalan produk umumnya disebabkan
oleh empat faktor, yaitu faktor bahan baku, manusia, mesin dan metode yang
digunakan. Dari keempat faktor tersebut, faktor mesin yang menjadi penyebab utama
terjadinya kegagalan produk.
Dari begitu banyaknya faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan
produk, hanya kegagalan produk yang disebabkan oleh sifat bahan baku yang mudah
menguap yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor-faktor penyebab
kegagalan lainnya sesungguhnya dapat dikendalikan, bahkan dihindarkan.
Dari perhitungan yang dilakukan selama periode bulan Januari - Maret 1998
terhadap tiga produk yang mengalami kegagalan, diketahui bahwa produk PAC dan
BPL tingkat kegagalannya dibawah 0.5%. dan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan,
tingkat kegagalan tersebut diabaikan. Sedangkan untuk produk Suntex Resin MA-H,
dengan tingkat kegagalan sebesar 7.9%, ternyata hanya 10% diantaranya yang
disebabkan oIeh sifat bahan baku yang mudah menguap. Dengan demikian
sesungguhnya, hanya 0.79% yaug memang disebabkan oleh faktor yang tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa sebenarnya,
perusahaan dapat menekan tingkat kegagalan produk dengan cara mencegah atau
menghindari kemungkinan terjadiiya kegagalan produk yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang sesungguhnya dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Selain temuan-temuan atas kelemahan yang ada dalam perusahaan, penulis
pun memberikan beberapa saran perbaikan untuk membantu usaha meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perusahaan. Saran-saran tersebut dapat dilihat pada Bab 5.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5189 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain