Computer File
Hotel Resor (Resort) di tepi Danau Situ Patengan, Ciwidey - Jawa Barat
Sejak REPELlTA III Pemerintah menetapkan sektor pariwisata menjadi salah satu unsur pembangunan nasional. Dan Pada PELITA V sektor ini telah menjadi peringkat ketiga terbesar penghasil devisa non-migas. Suatu tanda bahwa pembangunan pariwisata cukup pesat dan cukup potensial untuk dapat diandalkan dan dikembangkan lebih baik lagi. Karenanya, sejak dini perlu dipikirkan langkah-langkah untuk tents berupaya membenahi potensi pariwisata yang ada, tentunya dengan perencanaan yang matang dan berwawasan lingkungan.
Propinsi Jawa Barat merupakan propinsi yang memiliki obyek wisata dalam jumlah yang cukup banyak. Di Jawa Barat tercatat sebanyak 239 buah obyek wisata yang terdiri dari obyek wisata alam, budaya, dan buatan. Dari Obyek - wisata yang ada tersebut obyek wisata alam mencapai 72.8%. Jawa Barat dibagi dalam lima Wilayah Pengambangan Pariwisata (WPP), yang terdiri dari WPP Bogor, WPP Bandung, WPP Banten, WPP Cirebon, dan WPP Priangan Timur.
Kelima WPP memiliki prioritas pengembangan potensi alam pariwisata yang berbeda. Secara umum obyek wisata yang ada di Jawa Barat belum dikelola dengan baik. Namun bila melihat potensi-potensi yang ada, pariwisata yang ada di Jawa Barat dapat lebih dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan asing maupun nusantara ke obyek-obyek wisata di Jawa Barat yang terus meningkat.
Selama ini Jawa Barat seakan masih terpaku pada obyek wisata lama seperti : Puncak, Anyer, Pangandaran dan Lembang (bandung utara). Hal ini sudah tidak relevan lagi, karena sudah tidak selayaknya kawasan-kawasan ini dibebani lagi, banyak hal yang harus dibenahi, contohnya : banyaknya pelanggaran ketentuan batas ratio area terbangun bangunan (BCR). Padahal kawasan-kawasan ini umumnya adalah daerah resapan air ( dengan BCR : 0% s/d 30%). Adalah lebih baik seandainya pembangunan pariwisata ini ditujukan untuk mengembangkan kawasan wisata lain yang masih tertinggal untuk kemudian di-‘maju’-kan agar dapat ‘tampil’ dengan baik. Permasalahannya adalah bahwa masih banyak potensi-potensi wisata lain yang belum dilengkapi dengan sarana akomodasi dan penunjang yang memadai (dalam hal ini sarana penginapan / Hotel). Sehingga wisatawan yang berkunjung tidak bisa tinggal lebih lama untuk menikmati obyek wisata yang ada
Melihat gejala di atas dan untuk mengurangi beban kawasan-kawasan ini (terutama Bandung Utara), maka lokasi proyek ditujukan ke kawasan Bandung Selatan yang relatif masih kosong dan memiliki potensi alam yang cukup banyak dan indah, diantaranya obyek wisata danau Situ Patengan atau Situ Patenggang.
Tujuan dari proyek ini yaitu menyediakan fasilitas penginapan bagi masyarakat kota umumnya dan pengunjung Situ Patengan khususnya. Yakni berupa tempat peristirahatan yang sekaligus merupakan tempat rekreasi. Pada dasarnya pariwisata telah menjadi kebutuhan masyarakat umum dan perkotaan yang sehari-harinya disibukkan dengan berbagai aktivitas kerja. Untuk menghilangkan kejenuhan dan kerinduan akan suasana untuk dekat dengan alam, maka sarana peristirahatan ini perlu dilengkapi dengan sarana rekreasi alami. Dari pertimbangan - pertimbangan di atas, maka diputuskan fungsi penginapan yang diambil adalah berupa Hotel Resor (Resort).
Dari tinjauan di atas telah terlihat adanya potensi dan juga permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan kawasan Situ Patengan ini. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran dalam proses merenca dan merancang hotel resor di wilayah Danau Situ Patengan ini. Diharapkan penataan site dan perencanaan massa bangunau resor ini dapat mencerminkan suatu pemecahan permasalahan yang komprehensif serta mampu memanfaatkan seoptimal mungkin potensi-potensi yang ada untuk dapat ditawarkan pada wisatawan, dengan tetap menjaga kelestarian alam yang ada.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18601 | DIG - FTA | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain