Computer File
Analisis perbedaan persepsi konsumen atas bauran pemasaran jasa Blitz Megaplex dan Cineplex XXI
Seiring dengan kebangkitan film nasional yang ditandai terbitnya film musikal
Petualangan Sherina, bioskop kembali menggeliat dan menarik bagi penonton. Film lokal
terbukti menjadi stimulus yang ampuh untuk kembali menarik minat masyarakat untuk
menonton di bioskop. Animo terhadap film nasional juga berimbas pada meningkatnya
penonton film-film impor yang sebelumnya sudah tidak menarik lagi bagi penonton
Indonesia. Ini merupakan angin segar bagi pengusaha bioskop di Indonesia.
Adapun Potensi inilah yang kemudian mengundang masuknya Blitz Cinema
dengan produk Blitz Megaplex sebagai pemain barn dalam industri bioskop Indonesia.
Dengan modal awal sekitar US$ 12 juta dan pinjaman lunak dari bank senilai US$ 3 juta.
Mereka tampak optimistis dengan pasar di Indonesia, melihat perbandingan penduduk dan
fasilitas hiburan menunjukkan bahwa potensi pasar di Indonesia masih sangat besar. Dalam
bisnis layar lebar ini, Blitz Megaplex berhadapan langsung dengan Cineplex XXI yang
merupakan bioskop kelas premium milik jaringan 21 Cineplex Group. Persaingan ini
dikarenakan Blitz Megaplex dan Cineplex XXI menyasar pasar yang identik.
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui apakah konsumen memiliki persepsi
yang berbeda terhadap bauran pemasaran jasa dari Blitz Megaplex dan Cineplex XXI.
Bauran pemasaran yang diteliti meliputi: produk, harga, lokasi, promosi, proses, bukti fisik
dan orang-orang yang terlibat.
Penelitian dilakukan di kedua bioskop tersebut, dengan metode survey yang
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Sampel yang digunakan
sebanyak 100 responden yang dipilih secara judgement sampling. Data yang terkumpul
dianalisis secara deskriptif dan dengan menggunakan analisis statistik One-way ANOVA.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa responden mempersepsikan Blitz
Megaplex lebih baik dibandingkan dengan Cineplex XXI berdasarkan bauran pemasaran
jasanya. Walaupun pada beberapa atribut, konsumen mempersepsikan Cineplex XXI lebih
baik daripada Blitz Megaplex. Namun secara keseluruhan kedua bioskop tersebut
dipersepsikan positif oleh konsumen. Untuk Blitz Megaplex ada 11 atribut dari 29 atribut
yang dipersepsikan sangat positif oleh konsumen berbanding 2 dari 29 atribut Cineplex XXI
yang dipersepsikan sangat positif oleh konsumen. Sedangkan untuk atribut yang dianggap
indeferren oleh konsumen masing-masing berjumlah dua atribut. Sedangkan sisanya
dipersepsikan positif oleh konsumen.
Hasil penelitian yang diperoleh melalui One-Way Anova memperlihatkan
adanya perbedaan yang signifikan antara persepsi konsumen terhadap Blitz Megaplex dan
Cineplex XXI pada atribut produk, physical evidence, dan people. Sedangkan atribut price,
place, promotion, dan process diperepsikan sarna oleh konsumen (tidak berbeda secara
signifikan baik untuk Blitz Megaplex dan Cineplex XXI).
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis ingin
memberikan saran kepada pihak Blitz Megaplex untuk menigkatkan promosinya khususnya
penambahan hari no-mat, dan untuk Cineplex XXI agar meningkatkan kenyamanan
konsumen selama menunggu pemutaran film.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1007 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ DAM a/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain