Computer File
Analisis balanced scorecard yang akan diterapkan PT. Kereta Api Indonesia sebagai alat bantu manajemen dalam implementasi strategi perusahaan
Pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi memiliki dampak pada bidang transportasi.
Perkembangan dari teknologi dan globalisasi tentunya membuat persaingan di bidang transportasi menjadi
semakin tajam. Dalam upaya menghadapi persaingan yang tajam, perusahaan harus mampu menetapkan
strategi yang dapat dijalankan secara tepat dan akurat. Perusahaan tidak akan memperoleh kesuksesan
hanya dengan pengalokasian dana yang baik atau pemanfaatan physical capital yang maksimal. Perusahaan
membutuhkan kapabilitas yang baru untuk memperoleh keunggulan kompetitif yang sustainable dalam
dunia kompetisi yang keras. Kemampuan perusahaan untuk mengeksploitasikan intangible assets yang
dimiliki menjadi jauh lebih penting daripada hanya memanfaatkan physical assets. Balanced scorecard
merupakan jawaban atas tantangan yang sedang dihadapi oleh perusahaan di era informasi ini. Balanced
scorecard merupakan kumpulan ukuran yang menyeluruh dan seimbang yang menerjemahkan visi, misi,
dan strategi perusahaan menjadi empat perspektif agar dapat dikomunikasikan dan diimplementasikan
dengan baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Balanced scorecard dapat dipakai oleh perusahaan
sebagai supplement untuk membantu perencanaan strategi dan pengambilan keputusan oleh jajaran
manajerial dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Kereta Api
Indonesia. Dalam penelitian ini penulis ingin mengevaluasi perancangan balanced scorecard yang akan
mulai diterapkan pada tahun 2009 sebagai alat bantu manajemen dalam implementasi strategi perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif analitis,
yaitu metode yang menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan fakta yang kemudian diolah menjadi
data yang selanjutnya dianalisa sehingga diperoleh kesimpulan. Teknik penelitian yang digunakan penulis
dalam memperoleh data yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Sedangkan teknik
pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis, perancangan balanced scorecard oleh PT.
Kereta Api Indonesia diyakini dapat menjadi alat bantu manajemen dalam mengimplementasikan strategi
perusahaan. Hal ini dapat di lihat dari penggunaan kerangka kerja balanced scorecard untuk melaksanakan
proses manajemen strategik perusahaan. Selain itu, rancangan balanced scorecard pada PT. Kereta Api
Indonesia sudah menerjemahkan visi, misi, dan strategi perusahaan dengan baik. Setiap ukuran dipilih
sesuai dengan strategi yang akan diambil oleh perusahaan. Ukuran-ukuran tersebut dimasukkan ke dalam
perspektif-perspektif yang mewakilkan pencapaian misi yang dikehendaki oleh perusahaan. Melalui upaya
pencapaian misi tersebut, perusahaan akan semakin dekat dengan realisasi visi yang dimiliki olehnya.
Perancangan masing-masing key performance indicator (KPI) pada setiap perspektif yang terdapat pada
balanced scorecard perusahaan telah melalui proses konsensus yang berarti mendapat kesepakatan penuh
dari seluruh jajaran manajerial perusahaan. Setiap indikator yang digunakan pada balanced scorecard
perusahaan sudah dikaitkan dengan sasaran strategis yang sesuai dengan tema strategi perusahaan, yaitu
turn-arround strategy dan selective maintenance strategy. Balanced scorecard PT. Ke reta Api Indonesia
diharapkan akan menyediakan umpan-balik (feedback) yang dapat digunakan lebih lanjut untuk merevisi
sasaran strategi perusahaan dan menilai sejauh mana perusahaan berhasil mengimplementasikan strategi.
Namun penulis masih menemukan beberapa hal yang harus dicermati; pertama, perusahaan tidak
melakukan pembobotan terhadap masing-masing perspektif dari balanced scorecard yang dimilikinya.
Kedua, Setelah perancangan balanced scorecard PT. Kereta Api Indonesia selesai di lakukan, maka
penetapan target diserahkan kepada masing-masing divisi dan tidak dikomunikasikan kembali kepada top
level management. Ketiga, masih ditemukan kekurangan pada masing-masing perspektif. Dan yang
keempat adalah Distribusi ukuran yang digunakan dari balanced scorecard PT. Kereta Api Indonesia
belum memenuhi kriteria berimbang.
Untuk memperoleh keberhasilan dalam proses penerapan balanced scorecard perusahaan, PT.
Kereta Api Indonesia harus menghitung pembobotan pada ukuran scorecard yang dimiliki dari setiap
perspektifnya. Setelah penetapan target pada masing-masing divisi selesai dilakukan, maka setiap di visi
tersebut harus melaporkan target yang telah dibuatnya kepada jajaran manajerial yang lebih tinggi (top
level management). PT. Kereta Api Indonesia juga perlu menambahkan beberapa ukuran lain pada setiap
perspektifnya sehingga dapat memenuhi kriteria berimbang. Distribusi ukuran-ukuran yang digunakan pada
setiap perspektif sebaiknya jangan ada yang berat sebelah. Melalui hal tersebut, barulah dapat dikatakan
bahwa PT. Kereta Api Indonesia telah me lakukan perancangan balanced scorecard perusahaan dengan
tepat dan baik.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp3995 | DIG - FE | Skripsi | AKUN HAR a/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain