Computer File
Pengaruh laba per saham terhadap harga pasar saham sebelum dan setelah pemecahan saham : studi kasus pada perusahaan - perusahaan yang melakukan pemecahan saham Tahun 2006 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Untuk dapat tetap bertahan di era global ini, perusahaan harus dapat
meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Untuk mewujudkan hal itu, perusahaan membutuhkan modal. Salah satu caranya yaitu dengan menjual saham. Karena yang lebih banyak diperdagangkan di pasar modal adalah saham biasa maka penulis mencoba meneliti saham biasa, dimana saham biasa cenderung mengalami fluktuasi pergerakan harga. Ketika harga saham dinilai terlalu tinggi, perusahaan akan melakukan aksi korporat yaitu dengan pemecahan saham (stock split), dimana pemecahan saham ini
bertujuan agar saham perusahaan menjadi lebih likuid dan dapat menjangkau lebih banyak investor. Dalam Laporan Laba Rugi (Income Statement), terdapat informasi mengenai laba per saham.
Laba per saham (EPS) banyak digunakan oleh investor sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Selain itu, pemecahan saham pun dapat mempengaruhi minat maupun daya beli investor terhadap saham perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan oleh karena itu penulis mencoba meneliti bagaimana pengaruh laba per saham terhadap harga pasar saham sebelum dan setelah stock split.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian Deskriptif Analisis serta alat bantu statistik koefisien korelasi dan analisis regresi dengan menggunakan software SPSS. Data-data yang digunakan merupakan lima perusahaan yang melakukan stock split selama tahun 2006, yaitu PT Plaza Indonesia Realty Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, PT Buana Finance Tbk, dan PT Arpeni Pratama
Ocean Line Tbk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba per saham tidak berpengaruh secara signifikan baik sebelum maupun setelah adanya stock split. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik yaitu sebelum stock split dengan t hitung sebesar -2.007 dan setelah stock split dengan t hitung sebesar -1.824. T hitung sebelum dan setelah stock split lebih kecil dibandingkan t tabel yaitu sebesar 3.182. Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa
laba per saham dapat dijadikan tolak ukur untuk berinvestasi namun investor harus tetap memperhatikan beberapa faktor lain seperti faktor eksternal maupun internal perusahaan, kondisi politik dan perekonomian, tingkat inflasi, serta hal-hal lain sehingga dapat lebih tepat dalam mengambil keputusan investasi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4179 | DIG - FE | Skripsi | AKUN YUN p/07 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain