Computer File
Peranan target costing dalam pengendalian biaya produk dalam usaha mencapai laba yang ditargetkan : studi kasus pada PT. S
Adanya globalisasi telah membawa peluang bisnis yang besar bagi para
pengusaha, yaitu pasar menjadi semakin luas. Di sisi lain, kondisi demikian juga
menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan pun semakin kompetitif
dalam menjual produknya. Dalam pasar yang bersaing, harga menjadi di luar
kendali perusahaan. Artinya, perusahaan harus mampu mengendalikan biaya yang
terjadi agar dapat menawarkan produknya pada harga yang diinginkan konsumen
sehingga target profit yang telah diinginkan pun dapat tercapai.
Target costing merupakan salah satu metode pengendalian biaya. Metode
ini menggunakan harga jual (market price) sebagai acuan untuk menghitung
target cost yang harus dicapai jika perusahaan ingin memperoleh larget profit
yang diinginkan.
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan
studi kepustakaan. Objek penelitian penulis adalah PT S yang berlokasi di daerah
Kopo, Bandung Selatan. Penelitian dilakukan mulai Juni 2007 sampai dengan
Oktober 2007, dengan data tahun 2006 selama satu tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT S belum menerapkan metode
target costing. Walaupun PT S dalam menetapkan harga jual sangat
memperhatikan harga pasar, namun dalam perhitungan biaya produk PT S hanya
memperhitungkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Selain itu, PT S juga
tidak melakukan klasifikasi biaya yang tejadi Hal ini mengakibatkan PT S sering
kali tidak dapat memperoleh larget profit yang diinginkan. Penulis
mengklasifikasikan biaya yang terjadi pada PT S mcnjadi biaya produksi dan non
produksi. Kemudian pcnulis menghitung biaya produk dengan mcmasukkan
semua biaya yang terjadi serta dengan pembebanan biaya overhead menggunakan
ABC system. Dengan demikian, biaya produk yang diperoleh merupakan full
product cost.
Dari hasil perbandingan antara biaya produk menurut penulis dengan
target cost, diperoleh bahwa biaya produk yang terjadi overcosted terhadap target
cost, yaitu biaya yang seharusnya terjadi jika PT S ingin menikmati target profit
yang diinginkan. Hal ini berarti PT S harus berusaha untuk melakukan cost
reduction untuk mengefisienkan biaya yang terjadi. PT S harus mampu
mengendalikan biaya yang terjadi agar target profit dapat tercapai. Produk yang
dihasilkan PT S tidak memiliki fungsi ataupun variasi yang dapat dikurang atau
ditambah lagi. Oleh karena itu, penulis tidak menggunakan value engineering
untuk melakukan efisiensi biaya, melainkan menggunakan continuous
improvement. Continuous improvement yang penulis sarankan adalah berupa
pemecahan proses kerja pada stasiun lingking sehingga seolah-olah menjadi tiga
stasiun kerja dan penggantian mesin steam solar menjadi mesin steam batu bara.
Dengan pemecahan stasiun lingking tersebut dapat menurunkan produk cacat
yang tcrjadi, sedangkan penggantian mein steam akan menurunkan biaya
overhead pabrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa target cost dapat dicapai
dengan dilakukannya continuous improvement. Dengan tercapainya target cost
secara otomatis PT S akan memperoleh profit yang diinginkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4329 | DIG - FE | Skripsi | AKUN NOP p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain