Computer File
Adaptasi tata massa bangunan kampung kota pada kemiringan topografis tepian Sungai Sekeloa
Kampung kota tidak selamanya menempati lahan datar. Bandung yang merupakan kota lembah memiliki banyak lahan yang berkontur. Kampung kota banyak menempati lahan yang berkontur tersebut. Dalam pembangunan lingkungan binaan, tidak dapat dipungkiri bahwa
kondisi kemiringan topografi yang ditempati mempengaruhi lingkungan binaan tersebut. Kampung yang menempati lahan dengan topografi berkontur sedikit banyak akan terpengaruh dengan lahan yang miring. Pengaruh tersebut dapat terlihat antara lain dari komposisi massanya
yang bertingkat-tingkat seperti teras. Jadi, dapat diamati bahwa ada pertimbangan topografi terhadap bentuk fisik kampung dan elemen-elemennya. Pengaruh tersebut kemudian memberikan sebuah identitas yang spesifik pada kampung kota yang beradaptasi dengan
topografi. Elemen fisik kampung yang dapat memperlihatkan ciri kampung tersebut adalah dari tatanan massanya dan jalur sirkulasinya. Kedua elemen ini saling berhubungan. Tetapi ciri yang terlihat jelas yaitu dari tatanan massanya. Pada kampung sekeloa ini, kemiringan topografinya disebabkan oleh dua penyebab,
yaitu kemiringan akibat keberadaannya sebagai dataran tinggi dan kemiringan akibat keberadaan sungai sekeloa. Tetpai kemiringan ini lebih didominasi oleh kemiringan akibat sungai sehingga
tatanan massa pada kampung ini mengikuti kemiringan akibat sungai tersebut. Kemiringannya juga tidak sama di setiap tempat. Dari penelitian dengan membagi kawasan menjadi beberapa segmne, maka diperoleh bahwa kawasan ini terdiri dari kemiringan yang landai dan yang curam. Pengadaptasian kampung kota terhadap kondisi kemiringan topografi dilakukan dengan berbagai cara tergantung tingkat kemiringannya. Unsur yang terpenting adalah perletakkan
massa bangunnya terhadap kontur sungai. Jika bangunannya melintang maka bangunan tersebut bersifat alami karena tidak memotong kontur sehingga bangunan cenderung datar. Sedangkan jika bangunannya melintang kontur, maka bangunan bersifat artifisial dan
membutuhkan banyak elemen buatan karena bangunan memotong kontur. Elemen lain yang tidak kalah pentingnya dalah orientasi bangunan. Karena kondisi kemiringan tersebut menyebabkan pencapaian ke bangunan dapat berada lebih tinggi, lebih rendah, dan sejajar jalan.
Elemen pendukung tatatnan adalah jalur sirkulasi yang berbentuk contour path dan stepped street.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17716 | DIG - FTA | Skripsi | ARS SYA a/07 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain