Computer File
Karakter arsitektur Jepang pada rumah makan Jepang di Indonesia : kasus studi Chikara-tei Jakarta
Fenomena 'demam Jepang' yang semakin menjamur di dunia dan juga Indonesia
mendorong tumbuhnya rumah makan ala Jepang yang tidak hanya menawarkan
makanan khas Jepang tapi juga desain ruang yang khas Jepang. Melewati jarak dan
waktu, karakter arsitektur Jepang pada rumah makan Jepang yang ada di Indonesia
dapat dikatakan tidak kehilangan karakternya melainkan berdiri gagah dengan semua keJepang-
annya. Hal ini menarik untuk dipelajari, seperti apakah karakter arsitektur Jepang
yang masih dipertahankan oleh rumah makan Jepang yang masuk ke Indonesia, dengan
kasus studi Chikara-Tei yang terletak di MidPlaza I, Jl. Jendral Sudirman Kavling 10-11,
Jakarta.
Dari hasil studi literatur, didapatkan bahwa Jepang, sebagai negara kepulauan dengan
iklim yang ramah, tumbuh sebagai negara yang dekat dengan alam lingkungannya,
bukan dalam ketakutan dan penolakan atas alam seperti di Yunani yang memiliki kondisi
geografis yang serupa. Bahan-bahan alami seperti kayu menjadi pilihan material utama
dalam pembangunan; struktur rangka menjadi jawaban atas gempa bumi yang santer
terjadi di Jepang, serta membuat bangunan mereka tampak lebih menyatu dengan alam
di mana mereka berdiri; susunan yang asimetris menjadi abstraksi dari keindahan alam.
Arsitektur keagamaan dan istana serta rumah tinggal tidak dapat dikatakan megah
layaknya Parthenon, tapi anggun dan bersahaja. Begitu pula dengan arsitektur rumah
makan yang berkembang dari arsitektur rumah tinggal, sentuhan bisnis hanya nampak
dari dekorasi semacam chochin, noren atau kanban dan susunan ruang dalam
sedangkan karakter bangunannya tetaplah sama, mengikuti regulasi bentuk arsitektur
sepanjang sejarah Jepang.
Saat dibandingkan dengan rumah makan Jepang di Indonesia, penerapan karakter
arsitektur rumah makan Jepang terimplementasikan di Chikara-Tei dengan cukup baik.
Memang tidak semua karakter arsitektur Jepang muncul di sini, tapi setidaknya kita tetap
dapat menikmati nuansa alami di seluruh penjuru arsitektur rumah makan ini dalam
bentuk dominansi nuansa kayu pada elemen-elemen tetapnya, ketersediaan taman di
tengah ruangan, susunan ruang dalam, hingga dekorasi yang setia menandai sebuah
rumah makan Jepang seperti chochin, noren atau kanban.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karakter pembentuk arsitektur Jepang cukup
banyak diterapkan pada bentukan arsitektur rumah makan Jepang di Indonesia yang
mengkategorikannya sebagai suatu bentukan arsitektur Jepang, sekalipun tidak benarbenar
persis seperti rumah makan di Jepang.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17818 | DIG - FTA | Skripsi | ARS CHR k/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain