Computer File
Tatanan ruang dan bentuk arsitektur rumah tinggal di Pesisir Utara Jawa : studi kasus rumah tinggal kampung Sumbergirang
Orang Tionghoa telah berlayar dari Tiongkok Selatan ke Pulau Jawa jauh sebelum orang Eropa berlayar ke timur, yakni pada awal abad ke-14 . Mereka mendarat pertama kali di sekitar pantai timur laut Jawa Tengah yang sekaligus menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara. Mereka datang ke Pulau Jawa sebagai pedagang yang membawa porselen dan sutra untuk ditukar dengan beras dan hasuk pertanian yang lain. Karena mereka datang ke pulau ini dengan perahu yang kecil sehingga mereka harus menunggu angin utara agar dapat pulang ke kampung halaman. Selama waktu menunggu di Pulau Jawa inilah mereka sering terpikat oleh perempuan setempat dan membangun keluarga. Kemuudian terbentuklah permukiman orang Tionghoa - disebut pencinan - di pinggir pantai dan hidup berdampingan dengan damai bersama orang-orang Pribumi dan juga keraton penguasa Pribumi. Setelah Belanda datang, banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan daro orang Tionghoa terhadap Belanda. Lasem juga merupakan tempat mengungsi bagi masyarakat Tionghoa lain yang melarikan diri dari pemberontakan terhadap Belanda di daerah-daerah seperti Batavia. Dengan bertambahnya jumlah populasi orang Tionghoa di Lasem, maka lasem menjadi pusat perlawanan terhadap Belanda yang kuat. Dengan adanya pengaruh dari bangsa Eropa, terutama Belanda, orang-orang Tionghoa dikelompokkan di satu daerah terlepas dari orang Pribumi setelah sebelumnya telah terbiasa hidup berdampingan bersama. Namun, orang Tionghoa yang berada di Lasem telah beralkuturasi dengan masyarakat Pribumi sebelum Belanda datang ke Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pemukiman orang Tionghoa di Lasem yang tumbuh di sekitar koloni orang Pribumi, yakni pada kampung Sumbergirang. Kampung Sumbergirang merupakan tempat koloni orang-orang Pribumi yang terletak di bagian timur kota Lasem. Di daerah tersebut didominasi oleh bangunan arsitektur Jawa seperti rumah tinggal dengan atap berbentu joglo. Namun terdapat beberapa rumah tinggal yang kental dengan arsitektu Cina. Fenomena inilah yang menjadi dasar penelitian pada penulisan skripsi ini, dan difokuskan pada bagian bentuk dan tatanan massa pada bangunan rumah tinggal tersebut.
Kata Kunci : tatanan ruang, bentuk, rumah tinggal, budaya, arsitektur, akulturasi, pesisir utara Jawa.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18522 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-STEFA 2 KAR t/12 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain