Computer File
Usulan perancangan sistem persediaan bahan baku dengan menggunakan metode - T : studi kasus pada pizza hut cihampelas walk bandung
Persediaan merupakan suatu hal yang dianggap penting terutama dalam
suatu organisasi atau suatu kegiatan usaha. Persediaan dalam suatu kegiatan
usaha dapat dikategorikan sebagai modal kerja yang berbentuk barang.
Keberadaan persediaan itu sendiri dianggap sebagai pemborosan (waste)
sehingga dapat dikatakan sebagai beban yang harus dihilangkan. Persediaan
juga dianggap sebagai kekayaan (asset) yang sangat diperlukan untuk menjamin
kelancaran pemenuhan permintaan walaupun tidak menghasilkan keuntungan
secara langsung pada perusahaan.
Penelitian dilakukan di Pizza Hut cabang Cihampelas Walk Bandung.
Pizza Hut merupakan sebuah kegiatan usaha berupa waralaba yang bergerak
dalam bisnis restoran fast food. Walaupun Pizza Hut merupakan sebuah
waralaba, sistem persediaan bahan baku pada perusahaan ini tidak terkait
dengan cabang lain dan memiliki hak untuk mengatur sistem persediaannya
sendiri. Sistem persediaan bahan baku yang ada pada perusahaan saat ini
belum menggunakan suatu metode persediaan tertentu, melainkan hanya
dengan menggunakan logika dan perkiraan saja.
Pizza hut memproduksi beberapa jenis makanan dan minuman dengan
makanan khasnya yaitu pizza. Penelitian kali ini difokuskan untuk mengamati
persedlaan bahan baku pembentuk adonan inti dart pizza karena bahan baku
inilah yang harus selalu tersedia di perusahaan, memiliki jumlah paling banyak,
dan merupakan bahan baku yang paling sering digunakan. Bahan baku
pembentuk adonan inti pizza tersebut adalah tepung terigu, pan dough blend,
stuffed crust dough blend, dan soybean oil.
Usulan perancangan sistem persediaan bahan baku pada Pizza Hut
dilakukan dengan menggunakan Metode T atau Fixed Order Interval System baik
single order maupun joint order. Pada metode T, pemesanan bahan baku
dilakukan pada interval waktu yang selalu sama dengan jumlah pemesanan yang
berbeda-beda. Dengan menggunakan metode T, dihasilkan nilai T (interval
pemesanan) dan nilai R (persediaan maksimum) yang dapat meminimumkan
total biaya persediaan secara keseluruhan. Total biaya yang paling minimum
dihasilkan oleh metode T joint order yaitu sebesar Rp.1.287.793 dan mengalami
penghematan sebesar Rp.1.482.946 dari total biaya melalui pendekatan sistem
sekarang yaitu Rp.2.770.740. Penghematan tersebut memiliki persentase
sebesar 53,5%.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp20331 | DIG - FTI | Skripsi | TI KAI u/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain