Computer File
Kajian awal ekstraksi tanin dari daun jambu biji untuk penyamak kulit
Tanin merupakan senyawa yang bersifat astringent yang terdapat pada bagian tumbuhan seperti daun, akar, batang, kulit kayu. Tanin memiliki berbagai manfaat antara lain untuk menyamak kulit, baban perekat kayu, baban obat, antioksidan pada lemak dan minyak goreng. Dari data impor Indonesia, impor ekstrak tanin dari negara-negara lain menunjukkan kapasitas yang cukup besar pada tahun 1995 impor ekstrak tanin relatif tinggi mencapai 10.780.783 kg/tahun. Dengan melihat tingginya permintaan ekstrak tanin maka perlu dilakukan kajian awal ekstraksi tanin dari daun jambu biji. Pada penelitian ini digunakan daun jambu biji karena meskipun secara tradisional biasa digunakan untuk mengobati diare namun penggunaannya masih relatif sedikit dan banyak yang terbuang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbandingan kadar tanin yang diperoleh terhadap variasi jenis pelarut, variasi perbandingan umpan (daun
jambu biji) dan pelarut. Dengan mengetahui besarnya kadar tanin yang diperoleh diharapkan dapat membantu untuk mengetahui perbandingan umpan dan pelarut, jenis pelarut sehingga dapat memberikan ekstrak tanin yang paling besar. Penelitian dilakukan dalam dua bagian yaitu percobaan pendahuluan dan percobaan utama. Dalam percobaan pendahuluan dilakukan penentuan waktu kesetimbangan, penentuan besarnya kecepatan pengadukan, analisis awal kadar tanin, dan analisis awal kadar air daun jambu biji. Pada percobaan utama dilakukan proses ekstraksi daun jambu biji pada suhu 70°C dengan menggunakan labu leher tiga. Pada percobaan ini dilakukan ekstraksi dengan variasi perbandingan umpan dan pelarut (l:10; 1:14; 1:18) [g/ml], variasi jenis pelarut (etanol 95%, etanol 70%, dan air). Analisis yang dilakukan pada percobaan ini
adalab analisis kadar tanin dan kadar air. Analisis kadar tanin dilakukan dengan menggunakan metode lowenthal-procter, sedangkan analisis kadar air menggunakan metode pemanasan dengan oven. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, kondisi optimum diperoleh pada temperatur 70°C dengan kecepatan pengadukan sebesar 500 rpm dan waktu ekstraksi selama 3 jam. Kadar tanin awal pada daun jambu biji sebesar 12,261% (bib) sedangkan kadar air awal sebesar 24% (bib). Dari hasil percobaan utama diketahui babwa kadar tanin paling baik diperoleh jika menggunakan pelarut 95% dengan perbandingan umpan dan pelarut 1: 14 yaitu sebesar 6,926% (bib).
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp21672 | DIG - FTI | Skripsi | TK LUC k/05 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain