Computer File
Hidrogenasi elektrokimia minyak nabati
Minyak nabati dapat dimanfaatkan menjadi sumber daya alam terbarukan sebagai sumber energi dan perlu dikembangkan karena telah terjadi penipisan sumber energi fosil. Pemanfaatan minyak nabati sebagai sumber energi pengganti energi fosil diakrenakan lebih ramah lingkungan dan bahan bakunya mudah didapatkan. Umumnya minyak nabati diolah menjadi biodiesel dengan proses transesterifikasi. Kualitas dari biodiesel yang dihasilkan dipengaruhi oleh struktur alkil asam lemak penyusunya. Sebagian minyak nabati mengandung asam lemak tak jenuh ganda dalam jumlah besar (umumnya > 15%). Ikatan pada asam lemak tak jenuh ganda ini bersifat reaktif sehingga biodiesel yang dihasilkan memiliki kestabilan oksidatif yang rendah. Kestabilan oksidatif yang rendah ini merupakan hambatan dalam penyimpanan untuk jangka waktu yang panjang. Selain itu kestabilan ternal pun perlu ditingkatkan karena dapat menimbulkan masalah penyumbatan di mesin diesel. Untuk itu minyak nabati perlu dimodifikasi struktur penyusun asam lemaknya untuk menghindari masalah yang timbul pada penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan oksidatif dan ternal minyak nabati seperti minyak kemiri sunan dengan melakukan hidrogenasi elektrokimia (secara elektrokatalitik) sehingga didapatkan ikatan tak jenuh tunggal. Pemilihan metode hifrogenasi elektrokimia (secara elektrokatalitik) ini dilakukan karena dapat dilakukan pada tekanan dan temperatur ruang, selain itu suplai hidrogen tidak perlu dilakukan dari gas hidrogen tetapi dapat dilakukan dengan menggunakan mediator seperti ion format sehingga lebih aman dibandingkan metode konvensional. Penurunan derajat ketidakjenuhan pada minyak dilakukan dengan metode hidrogenasi elektrokimia (secara elektrokatalitik) dengan menggunakan reaktor hidrogenasi yang terdiri dari per stainless steel sebagai anoda, nickel screen yang dibentuk seperti rasching ring srbagai katoda, dan catu daya sebagai sumber tegangan searah. Larutan yang disirkulasikan terdiri dari larutan KCOOH sebagai mediator, metanol sebagai pelarut, dan minyak kedelai/minyak kemiri sunan. Hidrogenasi elektrokimia ini dilakukan untuk menurunkan angka iodium (indikator ikatan tak jenuh minyak) dari angka iodium awal minyak agar mencapai angka iodium asam oleat (sekitar 85). Penelitian ini dilakukan dengan variasi konsentrasi KCOOH (2,5 M; 5 M; 7,5 M; 10 M). Sampel minyak diambil pada jam ke-6 dan ke-12. Dari sampel dapat diukur besamya angka iodium dengan menggunakan metode Wijs. Perubahan konsentrasi memberikan peru bah an pada angka iodium yang diperoleh, makin tinggi konsentrasi maka
makin tinggi pula penurunan angka iodium minyak. Tetapi konsentrasi lebih besar dari 5 M pada minyak kemiri sunan tidak memberikan perubahan yang signifikan tetapi cenderung didapatkan angka iodium yang lebih tinggi. Penggunaan konsentrasi 5 M KCOOH yang dapat menurunkan angka iodium dari 120 hingga 55 selama 12 jam reaksi. Selain itu, dilakukan pula pengamatan tambahan mengenai penggunaan ulang larutan elektrolit. Penggunaan ulang larutan elektrolit ini temyata dapat mengurangi kebutuhan bahan kimia dan masih cukup efektif dalam penurunan angka iodium minyak kemiri sunan dari 120 hingga mencapai 61.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp22136 | DIG - FTI | Skripsi | TK OKT h/12 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain