Computer File
Analisis perbandingan indikator keuangan berdasarkan laporan keuangan historis dan laporan keuangan inflasi : studi kasus pada perusahaan garmen di Bandung
Sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, laporan keuangan disusun
berdasarkan historical cost accouting. Historical cost accounting mengasumsikan bahwa
nilai uang adalah stabil. Pada kenyataannya, asumsi unit moneter yang stabil sebagai dasar
digunakarmya historical cost accounting tidak berlaku mengingat seringkali terjadi
perubahan secara terns menerns dari harga yang berlaku, yang berarti unit moneter tidak
stabil. Akibatnya, inflasi akan menyebabkan angka-angka dalarn laporan keuangan
berdasarkan historical cost accounting tidak menampakkan nilai yang sebenarnya.
Oleh karenanya, untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh historical cost
accounting, para ahli akuntansi mengusulkan akuntansi inflasi yang mempertimbangkan
pengaruh perubahan harga dalarn penyajian informasi keuangan, sebagai pengganti atau
pelengkap model historical cost accounting. Salah satu alternatif pendekatan akuntansi
inflasi adalah general price level adjusted accounting yang tujuan utamanya adalah
mengubah elemen-elemen laporan keuangan dalarn satuan mata uang yang mempunyai daya
beli yang berbeda-beda ke dalarn satuan mata uang yang mempunyai daya beli yang sama.
Setiap elemen dalam laporan keuangan yang disusun dengan metode historical cost
accounting harus dinyatakan kembali dengan menggunakan indeks harga umum, dalarn hal
ini indeks harga konsumen,
Dalam penelitian ini, untuk melakukan analisis laporan keuangan serta mengevaluasi
kondisi keuangan dan kinerja pernsahaan perlu digunakan suatu ukuran relatif, yaitu berupa
variabel keuangan. Variabel-variabel yang digunakan adalah total assets, net sales, operating
profit, net income, return on assets (ROA), dan return on equity (ROE). Variabel-variabel ini
kemudian dihitung dan dibandingkan dengan menggunakan metode historical cost
accounting dan metode general price level adjusted accounting diantara tiga perusahaan
garmen di Bandung, selama tahun 1998 dan 1999, untuk diketahui apakah perubahan yang
diakibatkan oleh penerapan kedua metode tersebut signifikan atau tidak.
Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap enam variabel yaitu total assets, net sales,
operating profit, net income, ROA, dan ROE yang telah diuji menggunakan statistik
pararnetris dengan t-test for paired samples pada tiga perusahaan garment di Bandung yaitu
PT SM, PT PKM, dan PT FP; untuk tahun 1998 (p= 0.256; 0.386; 0.419; 0.171; 0.554;
0.608; memenuhi kriteria penerimaan H0 yaitu p>=0.1) dan tahun 1999 (0.187; 0.360;
0.415; 0.439; 0.867, 0.449; memenuhi kriteria penerimaan H0 yaitu p>=0.1). Hasil dari uji
hipotesis terhadap PT SM, PT PKM, dan PT FP temyata menunjukkan bahwa hipotesis nol
diterima untuk variabel total assets, net sales, operating profit, net income, ROA, dan ROE,
baik untuk tahun 1998 maupun tahun 1999. Jadi, secara umum perbedaan yang ditimbulkan,
nilainya terbukti tidak signifikan secara statistik, dalarn arti tidak materiil, sehingga laporan
keuangan yang disusun berdasarkan metode historical cost accounting maupun yang
disusun berdasarkan metode general price level adjusted accounting tidak akan
menghasilkan informasi yang berbeda. Oleh karenanya, perusahaan dapat bebas memilih
penggunaan metode pelaporan keuangannya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5979 | DIG - FE | Skripsi | AKUN DEV a/03 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain