Computer File
EKSPOR PUPUK UREA INDONESIA KE PHILIPINA (1985-1992)
International Trade which is held by Indonesia such as export-import
comodities are fluctuated. It can be seen from the number of export of Indonesia
which is quite a lot in the earlier for main comodity such as oil and gas. However,
around 1982 these kind of export are going down caused by energy crisis.
Therefore, government of Indonesia decided to push up export comodity non oil
and gas, instead. One of the non oil and gas comodity is urea fertilizer.
Export of urea fertilizer which is done by Indonesia is mostly directed to many
countries especially ASEAN countries. One of the biggest ASEAN countries
importers of urea fertilizer from Indonesia is Philippines. It is because of as an
agrarian country, Philippines needs a lot of fertilizers especiahy urea to build her
domestic economy which is based on agricultural sector.
Realizing that urea fertilizer is such a promising comodity to be exported,
Indonesia tries to develop the quantity and quality so the comodity can compete in
international market. Besides, Indonesia is not the only urea exporter country in
the world. There are two major exporter countries, European and Middle East.
To fuhfil the demand of urea either of domestic or export, many fertilizer
factories was built in Indonesia including the one which was built by cooperation
of ASEAN countries called P.T. ASEAN Aceh Fertilizer which was planned
through Ministry Meeting at Kuala Lumpur, Malaysia in 1976. P.T. ASEAN
Aceh Fertilizer was started to commercial operation in 1984. These factory has
kind of obligation to provide the need of urea for ASEAN countries. Nevertheless,
exporting to other country is possible.
Compare to the export of 1983 and then which recorded average number of
88.414,s ton p.a. The year of 1984 and up recorded average number of 200.300,2
ton pa, from that amount about 12%-78% is supplied by P.T. ASEAN Aceh
Fertilizer
According to the existency of P.T. ASEAN Aceh Fertilizer, the amount of
Indonesian export of urea fertilizer is hopefully increasing conform to the aim of
Economic cooperation of ASEAN Countries in the field of industry, that is : to
give priority to projects which utilize the available resources in the member states
and which contribute to the increase in food production and foreign exchange
earnings or which save foreign exchange and create employment.
Perdagangan Intemasional yang dilakukan oleh Indonesia seperti ekspor-impor
komoditi-komoditi dagangan mengalami pasang surut. Hal tersebut dapat dilihat
dari jumIah ekspor Indonesia yang pada mulanya cukup besar untuk komoditi
utama non-migas. Namun demikian sekitar tahun 1982 ekspor ini mengalami
penurunan yang disebabkan oleh krisis energi. Oleh karena itu sebagai gantinya
pemerintah Indonesia memutuskan untuk mendorong ekspor komoditi non-migas.
Salab satu komoditi non-migas tersebut adalah pupuk urea.
Ekspor pupuk urea yang dihasilkan Indonesia ditujukan kebanyak negara
khususnya negara-negara ASEAN. Salah satu negara ASEAN pengimpor tcrbesar
pupuk urea dari Indonesia adalah Philipina. Hal tersebut dikarenakan scbagai
sebuah negara agraris Philipina memerlukan banyak pupuk terutama urea untuk
membangun perekonomian dalam negerinya yang didasarkan pada sektor
pertanian.
Menyadari bahwa pupuk urea merupakan komoditi yang cukup menjanjikan
untuk diekspor, Indonesia berusaha untuk meningkatkan jumlah dan kualitasnya
agar komoditi ini dapat bersaing di pasaran internasional. Selain itu Indonesia
bukan merupakan satu-satunya negara pengekspor urea di dunia. Ada dua negara
utama pengekspor lainnya yaitu, Eropa dan Timur Tengah.
Untuk memenuhi pcrmintaan urea baik untuk dalam negeri maupun ekspor,
banyak pabrik pupuk didiikan di Lndonesia tennasuk yang dibangun oleh
kejasama negara-negara ASEAN yang bemama P.T. ASEAN Aceh Fertilizer
yang telah direncanakan melalui pertemuan para menteri di Kuala Lumpur,
Malaysia pada tahun 1976. P.T. ASEAN Aceh Fertilizer mulai beroperasi secara
komersil tahun 1984. Pabrik ini mempunyai scmacam kewajiban untuk
menyediakan kebutuhan urea negara-negara ASEAN. Akan tetapi ekspor ke
negara lain dimungkinkan.
Dibandingkan dengan ekspor tahun 1983 dan sebelumnya yang mencatat
angka rata-rata 88.414,8 ton per tahun, tahun 1984 dan seterusnya mencatat angka
rata-rata sebesar 200.300,2 ton per tahun, dari jumlah tersebut 12%-78% nya
disuplai oleh P.T. ASEAN Aceh Fertilizer.
Dengan adanya P.T. ASEAN Aceh Fertilizer jumlah ekspor pupuk urea
Indonesia disiapkan turut meningkat sesuai dengan tujuan kerjasama ekonomi
Negara-negara ASEAN dalam bidang industri, yaitu : memberikan prioritas pada
proyek-proyek yang menggunakan sumber-sumber daya yang ada di dalam negara-negara
anggota dan membantu peningkatan produksi pangan dan pendapatan
berupa devisa atau tabungan devisa serta menciptakan pekerjaan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14023 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.EKO KUS e/96 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain